Kepergok mencuri uang milik Neneng, pedagang di bawah Jembatan Ampera. Jon Hendri alias Ujang Copet (54) nekat menikam korban dengan sebilah pisau di bagian bokong.
- Terkait Vonis Bebas Terdakwa Kasus Narkoba, Kejati Sumsel Digeruduk Gabungan Koalisi LSM
- Tim KM 50 AKBP Ari Cahya Ngaku Tak Jelas Dengar Perintah Amankan CCTV Duren Tiga
- Warga Desa Kepayang Muba Gugat Perusahaan Kelapa Sawit yang Cemari Lingkungan
Baca Juga
Akibatnya, Ujang Copet diringkus anggota Unit Reskrim Polsek SU I Palembang di rumahnya Jalan Pajajaran, Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan SU I Palembang, Kamis (28/9) malam.
Berdasarkan data himpun, peristiwa curas itu terjadi Kamis (28/9) sekitar pukul 02.00. Dimana ketika korban sedang tertidur, pelaku Ujang Copet mengambil uang di dibawah alas tempat tidur.
Ketika pelaku melancarkan aksinya, korban terbangun dari tidur dan langsung berteriak maling. Hal itu membuat pelaku gelap mata, hingga menghunuskan pisau ke arah paha kiri Neneng.
Selanjutnya, pelaku langsung melarikan diri dengan membawa uang korban sebanyak Rp90 ribu. Sedangkan, Neneng dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kapolsek SU I Palembang Kompol Tatang Yulianto menjelaskan, usai menerima laporan korban pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap tersangka.
"Modusnya meminta uang secara paksa. Korban seorang perempuan, diancam dengan sajam dan mengalami luka tusuk di paha," ucap Tatang ketika pers rilis di Polsek SU I Palembang, Jum'at (29/9) siang.
Dia menjelaskan, tersangka merupakan residivis yang telah keluar masuk penjara atas kasus yang sama. Selain dia, pihaknya juga mengamankan barang bukti pisau yang digunakan oleh pelaku.
"Tersangka sudah terkenal di Palembang, merupakan residivis kasus sama dan beberapa kali dipenjara. Kita kenakan Pasal 365 KUHP Tentang Curas dengan ancaman pidana di atas lima tahun," jelasnya.
Sementara itu, tersangka Ujang Copet membantah telah mencuri uang di warung milik korban. Dia mengaku nekat menikam korban karena sakit hati lantaran sering dihina dengan sebutan maling.
"Khilaf Pak. Dia menghina saya, katanya kalau mau makan harus maling dulu. Jadi saya tersinggung, pas dia tidur saya tikam di paha. Cuma satu kali tikaman Pak. Saya baru dua kali dipenjara," pungkasnya. (dp)
- Sempat Tersambar Api, Polisi Pastikan Jembatan Ampera Aman untuk Dilintasi
- Kapal Jukung Meledak di Perairan Sungai Musi Palembang, Api Menjalar Hingga Jembatan Ampera
- Tower Jembatan Ampera Harus Hasilkan PAD untuk Kota Palembang