Kemenag-Kemendikbud Segera Buat Kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Kementerian Agama (Kemenag) akan membuat kurikulum darurat, sebagai langkah pelaksanaan pendidikan di tengah pandemi virus corona.


Demikian hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemenag, Kemendikbud, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang didukung Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Ia dan jajarannya akan segera menyiapkan kurikulum darurat dalam situasi pandemi Covid-19.

Fachrul sependapat bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang saat ini dilakukan oleh guru dan siswa tidak semata memindahkan kurikulum dari belajar sekolah ke rumah. Karenanya, diperlukan penyederhanaan dan mengupayakan agar semua pihak bisa mengakses kurikulum tersebut.

“Kita coba secara sederhana tetapi kami sependapat memang perlu ada keseragaman yang pas bagaimana yang dirumuskan oleh teman-teman pada hasil rapat, yaitu apa yang perlu dilakukan dan dirumuskan. Saya kira salah satunya menyangkut tentang menetapkan kurikulum dalam situasi darurat ini,” kata Fachrul, seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (30/4/2020).

Menurutnya, kurikulum harus memiliki keselarasan sehingga dapat dijalankan di semua wilayah. Kurikulum juga harus mempertimbangkan keselamatan siswa dan guru di tengah pandemi Covid-19.

"Pembelajaran dari rumah bagi siswa kami tekankan pada aspek pendidikan tentang kecakapan hidup terutama dalam masa pandemi Covid-19 untuk menjaga jarak fisik dan lainnya," ujar Fachrul.

Fachrul juga menyoroti penguatan nilai karakter dan akhlak peserta didik bersama keluarga selama masa PJJ.

"Kemudian penguatan nilai karakter dan akhlak bersama keluarga. ini merupakan kesempatan yang paling strategis bagi para siswa untuk berada di rumah bersama orangtuanya,” terangnya.

Kesediaan Kemenag untuk melakukan penyederhanaan kurikulum inj diapresiasi Komisioner KPAI bidang pendidikan, Retno Lestyarti. Menurutnya, keterbukaan itu penting agar kurikulum bisa segera disederhanakan dan materinya lebih ringan, memilih materi yang dianggap lebih esensial.

“Kami apresiasi Kemenag yang terbuka dan siap menjalankan perubahan kurikulum dalam situasi darurat ini. Tadi Kemenag sudah mengatakan mendukung. Secara teknis ada juga direktur dan kepala bidang kurikulum dari Kemenag yang ikut. Mereka juga mengusulkan bahwa kurikulum darurat sebaiknya ada dalam situasi darurat,” ujar Retno.[ida]
.