Kemarau, Air Bendungan Watervang Lubuklinggau Kering

Kondisi air watervang kota Lubuklinggau yang mengering karena kemarau. (ist/RMOLSumsel.id)
Kondisi air watervang kota Lubuklinggau yang mengering karena kemarau. (ist/RMOLSumsel.id)

 Kondisi kemarau yang terjadi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan tak hanya menyebabkan lahan kosong menjadi kering dan rentan terbakar. 


Selain itu, kemarau di Lubuklinggau juga menyebabkan debit air sungai Kelingi berkurang. Hingga mengakibatkan air Bendungan Watervang tak mengalir kebawah. Dan berdampak pula dengan keringnya aliran air di bawahnya.

Kemudian keringnya aliran air di Bendungan Watervang yang menjadi lokasi objek wisata tersebut, membuat jumlah pengunjung yang datang berkurang. 

"Lah duo minggu ini kering oleh kemarau," kata salah seorang petugas parkir di lokasi objek wisata Bendungan Watervang yakni Erik.

Menurutnya, kondisi tersebut berpengaruh dengan angka kunjungan. Perhari kata Erik, biasanya pengunjung yang datang sekitar 100 orang. Sekarang berkurang menjadi sekitar 60 pengunjung.

"Ini biasanya yang ramai datang hari Minggu sampai 300 lebih. Nah sejak kering mulai berkurang," ujarnya.

Keringnya Bendungan Watervang dikatakan Erik kerap terjadi setiap tahun di musim kemarau. Sebab berkurangnya air lantaran dari ilir juga alami kekurangan debit air.

Meski begitu, Erik tetap mengimbau kepada pengunjung yang turun ke bawah bendungan dengan memanfaatkan keringnya air sungai untuk tetap berhati-hati. Sebab di bawah bendungan banyak bebatuan ukuran besar dan kondisinya licin. 

Sementara itu Fran, salah seorang pengunjung lokal asal Kayu Ara, Kota Lubuklinggau mengaku tetap menikmati kondisi yang ada dilokasi. Fran yang datang dengan temannya itu mengaku cukup terkesima dengan bebatuan besar yang ada di bawah bendungan.

"Kalau kondisi kering seperti ini terlihat jelas seperti apa kondisi yang ada di bawah bendungan bersejarah peninggalan Belanda ini," pungkasnya.