Kejar Target Vaksinasi, Bupati Empat Lawang sampai Copot Enam Pejabat

Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad. (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)
Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad. (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)

Keseriusan Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad dalam mengejar target minimal vaksinasi Covid-19 tidak main-main. Joncik bahkan mencopot enam pejabat karena dinilai lamban dalam merealisasikan vaksinasi.


“Memang 21 hari lalu (sebelum 31 Desember) kita masih di bawah, baru 26,2 persen capaian vaksinasi. Tapi dalam jangka 3 minggu kita berhasil mencapai 81,8 persen, di bawah Palembang dan Prabumulih yang paling tinggi capaian vaksinasinya di Sumsel,” kata Joncik ditemui di DPRD Sumatera Selatan, Selasa (4/1).

Diakui Joncik, capaian vaksinasi di daerahnya tersebut tercapai berkat kerja sama jajaran Pemkab dan pihak TNI, Polri maupun BIN, serta adanya kesadaran dari masyarakat untuk divaksin.

Dalam 21 hari pihaknya melakukan jemput bola untuk melakukan vaksinasi ke masyarakat, sehingga dalam sehari warga yang divaksin bisa naik 6 persen.

“Selama 21 hari itu paling cepat kenaikan vaksinasi di luar prediksi, karena kita dalam sehari bisa naik 6 persen. Padahal dalam kondisi normal hanya 3 sampai 4 persen saja,” ucapnya.

Sekretaris DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumsel ini menyampaikan ada tiga langkah yang dilakukannya untuk mempercepat vaksinasi.

Pertama, karena ketersediaan vaksin yang ada, sebab selama ini diprioritaskan daerah dengan kasus tertinggi, sedangkan di Empat Lawang tidak banyak, sehingga alokasi vaksin awalnya sedikit. Tapi ketika kita minta ke pak Gubernur baru di drop banyak, sekitar 120 ribu dosis jenis Sinovac dan Pfizer. Setelah itu baru cepat naiknya (warga) yang divaksin,” terangnya.

Kedua, Pemkab Empat Lawang melakukan keroyok vaksin bekerja sama dengan TNI-Polri. Joncik  meminta jajaran Pemkab Empat Lawang mulai staf hingga eselon 3 dan 4 itu bertanggung jawab dalam percepatan vaksinasi di wilayahnya masing-masing masing.

Eselon 2 tingkat Kecamatan, kemudian dibagi beberapa desa dan mereka wajib turun, di mana ASN wajib membawa 5 vaksin untuk divaksinkan ke masyarakat.

Sedangkan bagi pejabat yang tidak mencapai target, berarti tidak bekerja dan ada hukuman atau punishment yang diberikan paling berat yaitu dicopot dari jabatannya.

“Ada enam jabatan yang kita nonjob-kan, mulai kepala Puskesmas, Kabid hingga Camat. Hal ini untuk memacu mereka di lapangan. Kita selaku pimpinan juga turun ditambah Polri dan TNI, maupun BIN bekerja siang malam, dan tinggal akan diberikan reward bagi Nakes, Kadis dan Camat berprestasi,” tuturnya.

Sedangkan untuk masyarakat, Pemkab melakukan inovasi agar mereka mau divaksinasi dengan diberikan 1 kg gula pasir untuk kesediaannya ikut vaksinasi.

“Masyarakat kita ingatkan, bagi mereka yang belum divaksin tidak akan menerima dana sosial baik BLT, KIS dan sebagainya, di mana disyaratkan harus setelah divaksin. Termasuk anak- anak sekolah, kalau belum vaksin tidak bisa ujian. Jadi kuncinya pemimpinnya harus strong dan hadir di tengah pemantauan itu. Sebab sebagus apapun regulasi dibuat kalau pengawasan tidak betul diawasi percuma saja,” tegasnya.

Di sisi lain, untuk pembelajaran tatap muka di Empat Lawang sejak lama dilakukan. Mengingat keterbatasan jaringan yang ada, menjadikan banyak sekolah menerapkan sekolah tatap muka.

“Sekolah tatap muka sudah berlaku dan harus prokes serta bergantian. Karena harus tetap menerapkan 5M dan sekolah harus betul-betul memperhatikan itu,” tuturnya.