Kebutuhan Oksigen Sumsel 12 Sampai 15 Ton Perhari

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Lesty Nurainy memastikan kebutuhan oksigen untuk kebutuhan di rumah sakit  di Sumsel masih mencukupi dan aman.


“Dengan produksi yang ada di kita , buktinya kita saja masih bisa mensuplay  ke provinsi lain ,  jangan saja ini meningkat terus, saya minta masyarakat membantu tetap protokol kesehatan dan patuh dengan ketat dengan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan  protokol kesehatan dalam menekan penularan, sebab pasien ini rata-rata membutuhkan  oksigen kalau sudah terkena Covid, itu perhari bisa satu tabung yang besar satu orang  yang isinya kurang lebih 6 kubik,” katanya, Senin (12/7).

Menurut Lesty  bisa dibayangkan kalau pasien Covid-19 menjadi banyak, sehingga semuanya pihak harus berupaya bersama karena pandemi Covid-19 menurutnya adalah tanggungjawab bersama.

“Produksi oksigen kita masih sangat mencukupi baik dari OKI Pulp dari Pusri  , Samator , Ligasin itu  mencukupi hampir 100 ton  perhari, sedangkan kebutuhan kita  jauh dibawah itu  saat ini 12 sampai 15 ton  perhari namun memang ada kecenderungan kenaikan  dari PT Ligasin maupun Samator mengungkap  permintaan akan oksigen ini meningkat, hampir dua kali lipat, jadi ini perlu di waspadai,” jelasnya.

Untuk itu dia menghimbau masyarakat jangan khawatir karena untuk Sumsel suplai oksigen dipastikan aman.

“Seperti kata pak Kapolda , tabungnya ini  kurang jadi kita perlu kerjasama semuanya  kalau ada masih ada tabung nanti di inisiasi oleh pak Kapolda dan mungkin akan diisi dan ini disentralkan di Rumah Sakit Bhayangkara,” katanya.

Untuk isolasi mandiri (Isoman) yang menggunakan oksigen menurutnya itu artinya sudah ada gejala yang bukan gejala yang ringan  tapi sedang dan itu harus ke rumah sakit agar lebih aman.

“Sebab  kalau gejala menuju berat itu  cukup cepat jadi jangan menunggu berat, kami sarankan kalau sesak bawa segera kerumah sakit,” katanya.

Untuk vaksin covid-19 untuk pelayan publik sudah diatas 100 persen , untuk SDM kesehatan sudah 96 persen, untuk lansia sudah 14 persen, masyarakat umum dan rentan sudah 3 persen.