Jelang Ramadan, Ketersediaan Minyak Goreng di Sumsel Menipis

Kepala Bulog Divisi Regional Sumsel Babel, Eko Ari Kuncahyo. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Kepala Bulog Divisi Regional Sumsel Babel, Eko Ari Kuncahyo. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Menjelang Ramadan, ketersediaan minyak goreng di Sumsel kini mengkhawatirkan. Pasalnya, hingga saat ini stok minyak goreng di Gudang Bulog Divisi Regional Sumsel Babel tinggal 60 ton.


Kepala Bulog Divisi Regional Sumsel Babel, Eko Ari Kuncahyo mengatakan pihaknya belum dapat memastikan ketersediaan minyak goreng untuk beberapa bulan kedepan. Bahkan, dia memprediksi permasalahan minyak goreng ini terus bergejolak hingga Idulfitri mendatang.

“Kalau minyak goreng tidak bisa kita pastikan, sebab permasalahan minyak goreng saat ini masih terus terjadi dan tengah dilakukan langkah untuk penyelesaian solusinya,” ujarnya. 

Eko menyebutkan, sejak bulan Februari 2022, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 200 ton minyak goreng untuk didistribusikan kepada masyarakat. Hingga saat ini, sebanyak 140 ton minyak goreng telah disalurkan dan tersisa hanya 60 ton. Meski pun stok menipis, pihaknya akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kami akan tetap mengupayakan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Untuk ketersediaan bahan pokok tersebut mulai dari beras, gula pasir, tepung terigu, hingga daging kerbau beku, dia mengklaim aman hingga akhir 2022 mendatang. Bahkan, untuk ketersediaan beras yang ada di Gudang Bulog Sumsel Babel saat ini mencapai 20 ribu ton. Stok tersebut diperuntukan untuk waktu hingga enam bulan ke depan.

Stok beras ini pun akan terus bertambah sesuai kondisi kebutuhan di Bumi Sriwijaya. Kemudian, untuk ketersediaan gula pasir dan tepung terigu juga cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terkhusus memasuki bulan Puasa dan Idul Fitri. 

"Untuk stok daging, kami juga saat ini menyiapkan daging kerbau beku sebanyak 200 ton," pungkasnya.