Jaga Pancasila dan NKRI, Kader GMNI Harus Cerdas Tangkal Kebohongan

Aris Munandar menyampaikan sambutan usai terpilih sebagai Ketua PA GMNI Provinsi Sumatra Selatan hasil Konferda. (rmolsumsel.id/Dudy Oskandar)
Aris Munandar menyampaikan sambutan usai terpilih sebagai Ketua PA GMNI Provinsi Sumatra Selatan hasil Konferda. (rmolsumsel.id/Dudy Oskandar)

Konferda Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Sumatra Selatan yang dilangsungkan di Asrama Haji Palembang 5-6 Juni 2021, menghasilkan Ketua Terpilih Aris Munandar.  


Dalam sambutan usai terpilih, Aris mengatakan, PA GMNI bukanlah sekadar kumpulan silaturahmi atau kelompok arisan, tapi lebih dari itu, PA GMNI adalah kader penjaga Pancasila dan NKRI. Di tengah masyarakat saat ini post truth yang semakin menjadi sebagai dampak dari polarisasi pemilihan presiden lalu. Untuk mengatasi hal itu diperlukan kader yang mampu terus berpikir cerdas, berkata jujur, dan berbuat dalam kebaikan. Kader GMNI harus cerdas dalam menangkal kebohongan dengan informasi yang benar.

Post truth adalah era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran dengan cara memainkan emosi, suatu kebohongan diupayakan menjadi kebenaran dengan memainkan emosi keimanan kita,” ujar Aris, Senin (7/6).

Konferda PA GMNI diikuti oleh cabang-cabang dari kabupaten dan kota di Sumatra Selatan. Selain Aris Munandar, terpilih juga sebagai pengurus adalah Susanto Ajis, Bihaqi Syofyan, Hasanuddin dan Ahmad Najib di jajaran wakil ketua. Sementara sekretaris terpilih adalah Hasbi dan Fidia Junisya serta bendahara Priyanti Gani dan Lovi Arlubbie.

Selama lima tahun kedepan, pengurus terpilih menyiapkan program konsolidasi organisasi dengan memapankan pengurus-pengurus di tingkat cabang termasuk akan meningkatkan partisipasi alumni baik di ranah politik maupun sosial.

“Dengan meningkatkan kualitas kader, saya berharap kader-kader alumni GMNI dapat mewarnai dinamika politik di Sumatra Selatan, apakah itu untuk kepemimpinan daerah, legislatif, di birokrasi  maupun organisasi-organisasi non-pemerintah,” kata Aris.