Jabatan Herman Deru Ditutup dengan Tangisan Orang Dekat, Diselimuti Kabut Asap

Momen perpisahan Gubernur Sumsel Herman Deru di Kantor Pemprov Sumsel/ist
Momen perpisahan Gubernur Sumsel Herman Deru di Kantor Pemprov Sumsel/ist

Herman Deru mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Sumsel akhir bulan ini. Di akhir masa jabatannya Herman Deru pun pamit kepada para ASN di Pemprov Sumsel, Jumat sore (29/9).


Dari pantauan RMOLSumsel, terlihat beberapa barang Herman Deru, mulai dari koper hingga bajunya pun telah dibawa keluar dari ruangannya. Termasuk beberapa bingkai foto. Herman Deru kemudian turun dari tangga dan langsung disambut riuh para PNS di Pemprov Sumsel. 

Sejumlah PNS terdekatnya pun terlihat meneteskan air mata karena Herman Deru mengakhiri masa jabatannya. "Ada sesuatu obsesi dan angan-angan untuk menjadikan Sumsel lebih baik lagi. Obsesi dan angan-angan ini tentunya jika dipercaya lagi," kata Herman Deru diwawancarai awak media, Jum'at (29/9).

Momen perpisahan Herman Deru sebagai Gubernur Sumsel ini juga diselimuti kabut asap yang menyelimuti kota Palembang. Hal ini disebabkan beberapa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa titik, diantaranya di Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI).

Berdasarkan data Sipongi (AQUA), setidaknya terdapat 179 titik panas dan 97 titik api di wilayah Sumsel. Dilansir IQair Pukul 19.00 WIB kualitas udara di Palembang menyentuh angka  243 AQI US dengan konsentrasi PM2.5. Kondisi ini menyebabkan udara di Palembang masuk level sangat tidak sehat. 

Sementara berdasarkan ISPU Kementerian LHK yang di update hinga pukul 21.00 WIB mencapai nilai 286 dengan konsentrasi PM2.5. Kualitas udara ini masuk kategori tidak sehat. 

Bahkan ketebalan kabut asap makin besar seiring kecepatan angin 5,71 km/jam  yang membawa kabut asap dari lokasi karhutla di wilayah Kabupaten OKI dan Ogan Ilir.

Deputi Masyarakat Anti Korupsi (K-MAKI) Feri Kurniawan mengatakan berakhirnya masa kepemimpinan Gubernur Sumsel Herman Deru menyisahkan sejumlah permasalahan yang belum selesai.

"Salah satu permasalahan yang paling nyata penanganan Karhutla ini. Sangat jelas sekali tidak ada kontribusinya, bagaiamana Pemprov mengantisipasi masalah ini," kata Feri dihubungi RMOLSumsel.

Menurutnya Feri sejauh ini kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) belum ada penanganan yang tepat. Selain itu pemerintah daerah juga belum melakukan aksi serius dan hanya sebatas himbauan ke masyarakat.

“Yang dilakukan hanya himbauan, tidak ada aksi serius untuk mengatasi persoalan ini," pungkasnya.