IPRO, Strategi Sumsel Tarik Minat Investor

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menghadiri pembukaan Infrada 3rd di PTC Mal, Rabu (27/10). (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menghadiri pembukaan Infrada 3rd di PTC Mal, Rabu (27/10). (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Realisasi investasi di Sumatera Selatan di triwulan II 2021 mencapai Rp16 triliun dari target yang ditetapkan Rp32 triliun. Hal ini membuat optimis capaian tahun ini sama dengan tahun lalu yang over target 158 persen dengan nilai Rp38 triliun.


“Artinya ini juga telah mencapai target. Untuk laporan triwulan III nanti akan disampaikan di bulan depan di atas tanggal 10,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Sumsel, Megaria usai pembukaan event Investasi dan Infrastuktur Daerah (Infrada) Ketiga di Palembang Trade Center (PTC) dan Hotel Novotel Palembang, Rabu (27/10).

Mega mengatakan, keberadaan jalan Tol Trans Sumatera masih menjadi pendongkrak terbesar dalam peningkatan pendapatan di Sumsel, terlebih untuk tol Palembang-Lampung.

“Kalau resesi, alhamdulillah Sumsel tidak terpengaruh, masih terbilang sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi kita saat ini. Jalan tol Lampung memberikan sumbangsih pendapatan terbesar, apalagi nanti akan ditargetkan tersambung tol ke Muara Enim dan Bengkulu,” katanya.

Melihat masih besarnya potensi peluang yang ada, Dinas PMPTSP merencanakan kerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memfasilitasi potensi lain yang ada di beberapa daerah dengan strategi Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang akan resmi diluncurkan Kamis (28/10) di Hotel Novotel Palembang oleh Gubernur Sumsel Herman Deru.

“Dengan adanya Infrada ini tujuan kita adalah untuk memfasilitasi kabupaten/kota membuat peta potensi yang sudah ditawarkan, lewat program IPRO tadi. Jadi kami nanti akan dibantu BKPM dalam  memfasilitasinya. Salah satu potensi kabupaten yang akan kita tawarkan kepada investor besok yakni kawasan wisata dan industri OKU Timur, Muara Enim, dan Tanjung Enim yang sudah bisa kita tampilkan kepada investor lokal dan internasional lewat bantuan BKPM,” tuturnya.

Menurut Mega, saat ini Sumsel menjadi provinsi pertama yang difasilitasi oleh BKPM untuk membuat peta potensi di kabupaten/kota, sehingga hal ini menjadi harapan agar perkembangan investor di Sumsel akan terus menunjukkan pemulihannya pasca pandemi.

“Perkembangan investor yang datang pasca melandainya status pandemi, sampai hari ini masih belum ada izin masuk langsung, namun kita masih memperjuangkan dengan berbagai cara termasuk cara digital ataupun website jadi orang bisa melihat peta potensi yang tersaji. Makanya kita berusaha keras dengan adanya acara ini besok sudah ada yang mau melirik wilayah yang telah disiapkan lewat IPRO,” pungkasnya.