Ini Panduan Ibadah Ramadhan dari WHO

Insya Allah lima hari lagi, umat Muslim di Indonesia akan melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan 1441H. Namun kali ini, pelaksanaan Ibadah puasa dan rangkaiannya bakal berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena Indonesia tengah dilanda pandemi virus corona 2019 yang menyebabkan Covid-19.


Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis langkah-langkah yang diperlukan untuk menjalani Bulan Ramadhan dengan aman di tengah pandemik. Langkah-langkah itu dirilis WHO pada Rabu (15/4/2020) dengan tajuk "Safe Ramadhan Practices in the Context of the Covid-19".

Mengingat setiap negara memiliki aturannya sendiri mengenai kegiatan di Bulan Ramadhan, seperti ada yang melarang dan mengizinkan Shalat Tarawih Berjamaah.

Dalam hal tersebut, WHO menyatakan, otoritas kesehatan dan pemuka agama harus bekerjasama untuk membuat keputusan berdasarkan kondisi yang ada. Namun WHO mengimbau, kegiatan apa pun harus tetap menjaga jarak sosial dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.

"Jika membatalkan pertemuan sosial dan keagamaan dimungkinkan, mungkin bisa menggunakan alternatif lain seperti televisi, radio, digital, dan sosial media," ujar WHO.

Ada pun, dalam menjalankan setiap kegiatan, umat muslim diharuskan untuk mengikuti saran jarak fisik dan saran untuk orang rentan.

"Jaga jarak setidaknya 1 meter antar orang setiap saat. Gunakan salam keagamaan yang menghindari kontak fisik, seperti melambai, mengangguk, dan menempatkan tangan di dada," ujar WHO.

"Jangan berkerumun di satu tempat seperti tempat hiburan, pasar, atau toko," tambahnya.

Sementara untuk orang rentan atau berisiko tinggi seperti yang sakit atau memiliki gejala Covid-19, diharuskan untuk menghindari pertemuan.

"Meminta orang lanjut usia atau orang dengan kondisi pernyakit bawaan (seperti jantung, diabes, kanker, dan penyakit pernapasan) untuk tidak menghadiri pertemuan," ujar WHO.

Sebagai mitigasi, WHO juga menyarankan agar kegiatan Ramadan dilakukan di ruang terbuka atau ruang tertutup dengan ventilasi yang cukup. Lalu, meminimalisir waktu sebisa mungkin.

"Atur jumlah orang dan arus orang masuk dan keluar tempat ibadah, tempat suci, atau tempat lainnya," imbuh WHO seraya menambahkan untuk mendata siapa saja yang sakit di antara yang menghadiri kegiatan tersebut.

Sementara itu, WHO yakin dengan berwudlu, umat Muslim akan senantiasa menjaga kebersihan. Tetapi, hal tersebut juga bisa ditambah dengan menggunakan sabun dan memakai sajadah masing-masing.

"Usahakan sesering mungkin membersihan tempat ibadah, sebelum atau sesudah dihadiri orang menggunakan detergen atau disinfektan, termasuk bagian tempat wudlu," imbau WHO.

Untuk zakat, WHO menyarankan agar zakat dikoordinir oleh institusi atau entitas sehingga tidak ada pengerumunan orang dalam hal mengumpulkan hingga mendistribusikan.

"Hingga saat ini, tidak ada studi yang menyatakan berpuasa berisiko dalam hal infeksi Covid-19. Orang sehat diperbolehkan untuk puasa, sementara orang sakit harus terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter," ungkap WHO.

Di tengah bulan puasa, umat Muslim disarankan untuk menjaga kebutuhan nutrisi, menghindari rokok, menjaga kesehatan fisik dan mental, dan tetap berhati-hati dalam hal kekerasan rumah tangga yang meningkat seiring pemberlakuan tinggal di rumah.[ida]