Ini Lokasi Tugu Perang 5 Hari 5 Malam, Jejak Pertempuran Heroik di Palembang

Tugu Persitiwa Bersejarah 1947 merupakan lokasi terjadinya Perang 5 Hari 5 Malam di Palembang. (Humaidy Aditya Kenedy/Rmolsumsel.id).
Tugu Persitiwa Bersejarah 1947 merupakan lokasi terjadinya Perang 5 Hari 5 Malam di Palembang. (Humaidy Aditya Kenedy/Rmolsumsel.id).

Perang 5 hari 5 malam merupakan peristiwa bersejarah perlawanan Tentara Republik Indonesia (TRI) terhadap serangan pasukan tentara Belanda (NICA) yang terjadi pada 1-5 Januari 1947. Perlawanan heroik itu merupakan penolakan keras masyarakat atas kehadiran kembali Belanda di Kota Palembang.


Untuk mengenang peristiwa itu, dibangunlah Tugu Peristiwa Bersejarah 1947. Namun sayang, Tugu bersejarah itu terkesan hilang ditelan jaman lantaran banyak orang yang tidak mengetahui keberadaannya. 

Tugu Perang 5 Hari 5 malam yang berlokasi di Kawasan 16 Ilir atau lebih tepatnya sebelah Jembatan Ampera itu. Kini, terselip diantara Stasiun Lintas Rel Terpadu (LRT) Ampera. 

Budayawan Palembang, Kemas Ari Panji bahwa ketidaktahuan masyarakat dengan tugu tersebut diakibatkan kurangnya publikasi serta literasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait. 

“Sebenarnya akibat kurangnya publikasi ataupun literasi dari masyarakat. Dengan teknologi ini, tidak mungkin masyarakat susah mendapatkan informasi itu,” kata Kemas ketika dibincangi pada acara peringatan Perang 5 Hari 5 Malam, Sabtu (1/1/2022).

Kemas menyebutkan hal ini didukung juga oleh letak tugu yang kini tersembunyi dan juga diakibatkan oleh pembangunan Stasiun Lintas Rel Terpadu (LRT) Ampera, membuat tugu bersejarah itu makin tidak diketahui oleh masyarakat.

Namun, Kemas tetap berterimakasih karena tugu tersebut masih dirawat dan tidak dihancurkan, meskipun sempat menimbulkan perdebatan.

“Sebenarnya itu bisa dirancang agar tugu itu tetap terlihat, namun kita berterimakasih karena tidak dihancurkan,” terangnya.

Kemas menambahkan apabila ada perencanaan untuk memindahkan monumen tersebut, dirinya akan menolak. Menurutnya, saksi sejarah yang sudah lama berdiri tersebut biarkan saja ditempat semula.

“Cukup dilakukan perawatan dan dijaga terus agar menjadi pengingat kita,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, Kemas berharap melalui kegiatan yang ia dan kolega lakukan hari ini (1/1) yakni Peringatan Perang 5 Hari 5 Malam, bisa memberitahukan dan memberikan paham kepada masyarakat tentang peristiwa bersejarah tersebut.