Tim medis dari berbagai negara memiliki harapan yang sama; virus corona tidak akan muncul lagi pada tubuh seseorang yang telah dinyatakan sembuh. Saat ini penelitian masih terus dikembangkan.
- Bandara SMB II Palembang Buka Vaksinasi Center, Sedia 200 Dosis per Hari
- Epidemiolog Sebut 100 Kabupaten Berpotensi Alami Tsunami Kecil Covid-19
- Profesor Zubairi Djoerban Sarankan Indonesia Lockdown 2 Minggu
Baca Juga
Kemungkinan terpapar kembali virus corona tengah menjadi pusat perhatian dunia internasional seiring dengan harapan mereka yang telah terinfeksi akan mempunyai imunitas yang cukup untuk mencegah kembali terpapar virus ini.
Otoritas kesehatan Korea Selatan mengumumkan bahwa 91 pasien yang semula dinyatakan sembuh dari penyakit infeksi virus corona (Covid-19), ternyata setelah dites lagi, mereka kembali mendapat hasil positif terjangkit virus yang sama. Ini tentu menyedihkan. Harapan yang telah sembuh bisa aman, menjadi pupus.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) Jeong Eun-kyeong menyatakan, virus corona di dalam tubuh mereka berkemungkinan besar telah aktif kembali. Jadi bukan karena para pasien itu tertular untuk kedua kalinya. Namun begitu, pihak otoritas kesehatan juga belum dapat memastikan dan penyelidikan epidemiologis masih berjalan.
Menurut pakar kesehatan, hasil tes yang keliru juga bisa menjadi penyebab, atau sisa-sisa infeksi virus masih berada dalam sistem tubuh pasien namun tidak dapat menjangkiti orang lain.
“Ada interpretasi yang berbeda-beda serta banyak variabel. Pemerintah perlu bersiaga untuk merespon setiap variabel tersebut,” terang profesor kedokteran paru di Rumah Sakit Sacred Heart Universitas Hallym.
Korsel mencatat, dari 10.450 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi, hampir 7.000 pasien dilaporkan sembuh.
“Angka yang kembali terjangkit akan naik, 91 orang hanya permulaan pada saat ini,” kata profesor bidang penyakit infeksi Kim Woo-joo.
Artikel Caixin, Beijing, media umum China pada tanggal 14 Februari menyatakan "14 persen pasien yang sembuh dari COVID-19 di Guangdong dinyatakan positif lagi," mengutip dari Forbes.
Sir Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris dan Prof Chris Whitty, kepala penasihat medis Boris Johnson, berusaha meyakinkan masyarakat. Keduanya menyebut, orang yang pernah terinfeksi virus corona akan memiliki kekebalan dan sangat jarang tertular infeksi lagi.
Sementara itu, pejabat Dubai Health Authority (DHA) mengatakan tidak ada informasi medis untuk mendukung klaim bahwa infeksi virus corona dapat muncul kembali pada seseorang yang telah melewati masa pemulihan.
"Kemungkinan infeksi ulang setelah pemulihan penuh tidak diketahui," kata Dr. Hend Al Awadhi, Head of Health Promotion and Education Section di Public Health Protection Department DHA.
Juru Bicara khusus Pemerintah Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, tak ada jaminan pasien corona baik yang suspect maupun yang positif jika sudah dinyatakan negatif tak akan tertular lagi. Menurutnya, pasien yang sudah dinyatakan negatif bisa tertular kembali.
"Tidak ada satu jaminan bahwa dia tidak akan tertular lagi. Bisa saja tertular lagi dan bisa sakit lagi," kata Yurianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (8/3) lalu.[ida]
- Cegah Lonjakan Omicron, Dokter Paru Sarankan Pemerintah Lakukan Ini
- Masuk Mall di Palembang, Bisa Langsung Vaksinasi
- Covid-19 Melonjak, Pekerja yang WFH Harus Disiplin, Sekolah di Zona Merah Dilarang Tatap Muka