Hasto Kristiyanto diprediksi bakal tak lagi jadi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, karena masih terus mengkritik Presiden Joko Widodo pasca hasil pemilihan umum (Pemilu) ditetapkan.
- Pengacara Hasto Cecar Ahli KPK soal Penyidik jadi Saksi
- KPK: Harun Masiku Terdeteksi di PTIK Bersama Staf Hasto Kristiyanto
- KPK Dalami Dugaan Hasto Kristiyanto jadi Penyokong Dana Pelarian Harun Masiku
Baca Juga
Direktur Eksekutif Sentral Politik Subiran Paridamos menilai, Hasto tidak mencerminkan sikap kedewasaan PDIP sebagai partai politik yang sudah berpengalaman dalam menghadapi tekanan politik.
"Jika begini terus gaya komunikasi politik Hasto, maka bukan tidak mungkin posisinya sebagai Sekjen bisa terancam. Sebab tidak mampu berdiri sebagai penengah dari semua isu politik khususnya pasca Pilpres," ujar Subiran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/4).
Pengamat politik yang karib disapa Biran itu menuturkan, isu dan opini yang dibangun Hasto dengan menyebut Presiden Jokowi ingin merebut kursi Ketum PDIP terkesan sangat temperamen.
"Saya menduga di internal PDIP terbagi 2 faksi dalam menyikapi soal hasil Pilpres, termasuk hak angket, dan lain-lain," tuturnya.
"Manuver politik Hasto menyerang Jokowi, tentu punya dasar dan tujuan politik," demikian lulusan S2 Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu menambahkan.
- Pengacara Hasto Cecar Ahli KPK soal Penyidik jadi Saksi
- Riset: 94,2 Warganet Tidak Percaya Uji Keaslian Ijazah Jokowi Bareskrim
- Tanpa Tunjukkan Ijazah Asli Jokowi, Rakyat Tak Percaya Pengumuman Bareskrim