Harga gas LPG 3 Kg bersubsidi yang diperuntukkan bagi warga miskin di Sumatera Selatan mengalami kenaikan sekitar Rp 2.000 per tabung pada hari ini, Kamis (9/1/2025).
- Bank Bengkulu sebagai Mitra KUB bank bjb Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 30%
- Di Samping Pekerja, RUU Cipta Kerja Akomodir Kepentingan Para Pencari Kerja
- PLN Segera Pulihkan Listrik Pasca Badai Puting Beliung di Muara Enim
Baca Juga
Kenaikan ini membuat harga LPG di tingkat penyalur atau pangkalan berubah dari sebelumnya Rp 15.650 menjadi Rp 18.500 per tabung untuk Harga Eceran Tertinggi (HET).
Perubahan harga ini diperkirakan akan mempengaruhi harga gas di tingkat pengecer. Sebelumnya, harga LPG 3 Kg di tingkat pengecer berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 21.000 per tabung, namun kini diperkirakan harga tersebut akan naik menjadi Rp 22.000 hingga Rp 23.000 per tabung.
Keputusan kenaikan harga ini diatur oleh Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 19/KPTS/IV/2025 tentang Harga Eceran Tertinggi LPG 3 Kg. Keputusan ini menggantikan SK Gubernur sebelumnya, yaitu Nomor 821/KPTS/IV/2017, yang sudah tidak berlaku lagi. Kenaikan harga LPG 3 Kg terakhir kali terjadi di Sumsel pada tahun 2017.
Kenaikan harga LPG 3 Kg ini diakibatkan oleh peningkatan biaya operasional distribusi gas, yang juga dipengaruhi oleh kenaikan upah minimum di wilayah Sumatera Selatan.
Ketua DPD Hiswana Migas Sumbagsel, Didik Cahyono, menjelaskan bahwa harga jual pangkalan kepada masyarakat kini tercatat sebesar Rp 18.500 per tabung, sesuai dengan keputusan Gubernur.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel Pertamina Patra Niaga,
Tjahyo Nikho Indrawan, mengonfirmasi bahwa kenaikan harga gas subsidi ini sudah berlaku sejak hari ini.
Pertamina berkomitmen untuk terus menyalurkan LPG 3 Kg sesuai peraturan yang berlaku dan memastikan distribusinya tepat sasaran.
"Pertamina juga meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam mengawasi distribusi LPG bersubsidi agar sampai kepada yang berhak, yakni masyarakat miskin, serta menjaga kestabilan pasokan gas di seluruh wilayah,"ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang makanan di kawasan Kertapati menyatakan keberatan atas kenaikan harga LPG 3 Kg. Mereka khawatir bahwa kenaikan harga gas akan berdampak langsung pada biaya operasional mereka.
"Kami kesulitan menaikkan harga jual makanan, tetapi dengan harga LPG yang lebih tinggi, kami terpaksa menaikkan harga. Kalau tetap dengan harga lama, kami tidak bisa mendapatkan keuntungan," ujar salah satu pedagang bernama Naskurillah.
- Trafik Data XL Axiata Naik 21 Persen Saat Libur Lebaran, Dominasi Akses Streaming dan Media Sosial
- Kopi Pagar Alam Menggeliat, Petani Harapkan Harga Stabil
- UMK OKU Timur Naik 6,5 Persen Tahun 2025, Bupati Dorong Peningkatan Investasi