Hanya Ditemui Hari Jumat, Gulo Puan Tetap Eksis di Masjid Agung Palembang

Pedagang gulo puan di area Masjid Agung Palembang yang hanya ditemui setiap hari jum'at/Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id
Pedagang gulo puan di area Masjid Agung Palembang yang hanya ditemui setiap hari jum'at/Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id

Selain Pempek, Provinsi Sumatera Selatan khususnya di Kota Palembang juga memiliki kudapan khas terbuat dari susu kerbau yang dimasak hingga kering. Gulo Puan namanya, mirip kacang tanah giling namun dengan tekstur yang lebih halus.


Gulo puan masih bisa ditemukan terutama ketika hari Jumat. Seperti hari ini (15/10) berlokasi di Masjid Agung Mahmud Badaruddin I Palembang, Gulo Puan masih banyak digemari oleh anak-anak bahkan orang dewasa.

Dari pantauan RMOLSumsel.id sedikitnya terdapat enam penjual yang menjajahkan gulo puan halaman masjid tersebut. Setiap Jumat, kawasan tersebut memang ramai para pedagang mulai dari pedagang pakaian-pakaian muslim, kuliner, bahkan barang dagangan lainnya.

Salah satunya Abu Bakar, seorang penjual gulo puan yang sudah berjualan selama 20 tahun. Mulai dari pukul sepuluh pagi hingga selesai solat jumat.

“Hanya hari Jumat, dan dari jam sepuluh sampai orang sudah solat,” ujarnya.

Untuk bisa membawa pulang kudapan tersebut, Abu Bakar membandrol harga Rp. 160 ribu untuk satu kilogram gulo puan. Selain itu disediakan juga disediakan ukuran setengah kilogram ataupun seperempat kilogram.

Bahkan Abu Bakar menerima pembeli yang hanya ingin mencicipi sedikit, seperti anak-anak yang biasa membeli dengan harga Rp. 10 ribu ataupun Rp. 5 ribu.

“Jadi berapa saja kita terima, mau lima ribu sepuluh ribu pun kita terima,” imbuhnya.

Alasan Abu Bakar berjualan gulo puan untuk meneruskan usaha dari orang tuanya. Menurutnya, kudapan yang menjadi kesukaan para bangsawan Palembang dulu harus terus dilestarikan.

“Agar banyak yang tahu dan bisa mencicipinya. Sekarang la dikit penjualnya, jadi sudah banyak yang tidak tahu,” pungkasnya.

Untuk stok gulo puan, Abu Bakar mengambil dari produsen yang berlokasi di daerah Pulau Layang, Ogan Komering Ilir yang merupakan sentra produksi gulo puan di Sumsel.