Mahkamah Konstitusi (MK) telah menolak permohonan uji materi pasal dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur tentang sistem pemilihan umum (pemilu) proporsional terbuka.
- Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong
- Salim Said Kamus Berjalan soal Politik dan Militer
- Inginkan Perubahan, Politisi Gerindra Ikut Pilbup Muara Enim 2024
Baca Juga
Dalam putusan perkara Nomor 114/PUU-XX/2022 tersebut, MK memutuskan agar pemilu tetap menggunakan sistem proporsional terbuka. Partai Golkar menyambut baik keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai langkah yang mendukung penyiapan calon legislatif (caleg) berkualitas.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Golkar, Lodewijk Frederick Paulus, menyatakan kepuasan atas putusan MK yang menolak gugatan sistem pemilu yang diajukan oleh PDIP. Ia mengingatkan bahwa Golkar dan tujuh partai lainnya telah sepakat untuk memperjuangkan sistem pemilu proporsional terbuka dalam pertemuan di Hotel Darmawangsa.
Lodewijk menegaskan bahwa sistem pemilu proporsional terbuka merupakan amanat dari era reformasi yang harus dijaga untuk menjaga kedaulatan rakyat. Partai Golkar dan partai lainnya tidak ingin merampas kedaulatan rakyat dalam memilih wakil mereka, melainkan fokus pada persiapan calon yang berkualitas dan mampu memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Kami sebagai partai politik menyiapkan caleg berkualitas dan yakin bahwa mereka dapat berkontribusi di daerah dan negara," ujar Lodewijk.
Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi, menambahkan bahwa dengan adanya putusan MK yang menolak gugatan sistem pemilu, pihaknya harus mempercepat kerja dan persiapan elektoral. Ia menekankan pentingnya caleg Golkar untuk melakukan upaya yang menarik simpati masyarakat.
Dalam Rakerda DPD Partai Golkar Sumsel yang dilaksanakan pada tanggal 15-16 Juni, para kader dan caleg Golkar diminta untuk melakukan aksi yang dapat mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat. Lodewijk mengungkapkan bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk beraksi dan memenangkan hati rakyat, sehingga Partai Golkar menjadi pemenang dalam pemilu dan mengantarkan Airlangga sebagai Presiden.
Bobby menyatakan bahwa Rakerda Golkar Sumsel merupakan kelanjutan dari Rakernas dan akan mendengarkan arahan strategis dari DPP. Ia menekankan pentingnya persiapan Partai Golkar untuk memenangkan kontestasi Pemilu 2024 dengan program yang menarik hati rakyat.
Di Sumsel, Partai Golkar telah memenangkan kontestasi pada tahun 2019, sehingga tantangan untuk mempertahankan kemenangan dalam kontestasi tahun 2024 menjadi semakin besar. "Ini bukanlah kontestasi kecantikan semata," tambahnya.
- Golkar Raih 50 Persen Kemenangan di Pilkada Sumsel, Masih di Bawah Target Nasional
- Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong
- Belum Rekomendasi Calon yang Diusung, Golkar Sumsel Masih Tunggu Hasil Survei