Gubernur Sumsel Herman Deru Berpotensi jadi Capres 2024, Lihat Hasil Survei Ini

Gubernur Sumsel Herman Deru. (ist/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel Herman Deru. (ist/rmolsumsel.id)

Gubernur Sumsel, Herman Deru, masuk survei Calon Presiden (Capres) 2024, yang diterbitkan Forum Politik Indonesia (FPI). Dari 10 kepala daerah yang disurvei, nama politisi Nasdem itu muncul di posisi enam.


Dalam hasil survei 'top of mind' kepala daerah yang berpotensi jadi Capres 2024, Forum Politik Indonesia menuliskan pertanyaan 'Siapakah Yang Anda Pilih Sebagai Calon Presiden 2024, Diantara Seluruh Gubernur di Indonesia?

FPI kemudian memunculkan 10 jawaban teratas yakni, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (22,9 persen); Gubernur Sumatera Utara, Edi Rahmayadi (18,3 persen); Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (13,1 persen); Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (10,7 persen); Gubernur Papua, Lukas Enembe (7,4 persen).

Berikutnya Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru (5,1 persen); Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman (3,2 persen); Gubernur NTT, Viktor Laiskodat (2,4 persen); Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor (1,8 persen); dan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey (1,3 persen).

Survei yang digelar pada 29 November- 3 Desember 2021 tersebut melibatkan 1.537 responden berusia diatas 17 tahun. Metode survei menggunakan metode simple random sampling dengan toleransi kesalahan sekitar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Ketua Forum Politik Indonesia Tamil Selvan menjelaskan, hasil survei ini memperlihatkan bahwa tokoh kepala daerah di luar Jawa juga memiliki kompetensi menjadi calon presiden di 2024.

“Selama ini, politik kita itu terkoptasi dengan calon dari pulau Jawa, seolah Indonesia ini hanya Pulau Jawa. Survei ini secara jelas menunjukan bahwa 10 Top of Mind itu justru 7 diantaranya adalah kepala daerah dari luar Jawa, bahkan Edi Rahmayadi ada diposisi kedua dan Lukas Enembe ada di posisi kelima,” kata Tamil dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12).

Hasil survei yang menempatkan tiga Gubernur yang bukan politisi ini menurutnya menunjukan potensi pribadi para tokoh tersebut yang akan lebih maksimal jika didukung partai politik dalam kontestasi pilpres 2024.

“Kalau kita lihat 3 peringkat teratas justru bukan kader partai. Bisa dibayangkan jika kemudian pengaruh mereka ditambah oleh potensi elektoral partai politik, tentu akan luar biasa,” jelasnya.

Lebih lanjut menjawab pertanyaan terkait posisi Ganjar Pranowo yang dibawah Anies Baswedan, Edi Rahmayadi, dan Ridwan Kamil. Kang Tamil menjawab bahwa secara implementasi nama Ganjar terkatrol naik karena pengaruh framing media yang menjadikannya kompetitor Puan dalam internal PDIP.

"Ganjar ini menjadi media darling karena kompetisi di internal PDIP, kalau secara kinerja tidak ada yang menonjol. Jadi jika nanti keluar dari PDIP bisa dipastikan personal Ganjar tidak memiliki daya elektoral yang kuat," tandasnya.