Golkar Soroti Nasib Petani Sawit di Sumsel 

Ilustrasi sawit. (net)
Ilustrasi sawit. (net)

Dengan beragam perjuangan pada tingkat bawah, Partai Golkar pada Pemilu 2024 ini masih memiliki kans kuat untuk meraih suara terbanyak di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).  Salah satu yang diperjuangkan partai berlambang pohon beringin ini adalah nasib petani sawit.


Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi, melalui kader Partai Golkar yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Sumsel, Thamrin  menjelaskan, Golkar identik dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai koordinator program peremajaan sawit melalui Badan Pengelola Dana Pembangunan Kebun Kelapa Sawit (BPDPKS). 

“Makanya disebut Golkar sangat peduli. Kemudian Golkar identik dengan pengusaha untuk meningkatkan pendapatan petani melalui program, sarana dan prasarana serta mendorong pembangunan pabrik kelapa sawit,” katanya, Kamis (8/2).

Dia mencontohkan, seperti yang dilakukan KUD Sejahtera di Musi Banyuasin.

 “Kebetulan saya menjadi ketua umum KUD Sejahtera. Nah kami mendapat dana BPDPKS untuk 2.206 hektare. Pertama zaman Menko Perekonomian, Darmin Nasution, kita mendapatkan dana BPDPKS Rp25 juta. Mulai zaman Pak Airlangga, dapat dana bantuan Rp 30 juta per hektar. Artinya ada kenaikan Rp5 juta,” jelasnya. 

Untuk stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS), menurut Thamrin,  mereka langsung beli dari  petani. Penetapan harga TBS diketahui Dinas Perkebunan provinsi, leading sector-nya Menteri Pertanian.

 “Beliau juga mendorong adanya kelompok bagi petani swadaya. Sehingga bisa ajukan program PSR untuk dapat bantuan dana BPDPKS,” katanya.

Airlangga mendorong Menteri Koperasi untuk membangun refinery minyak goreng. Mungkin setelah pemilu akan berjalan. “Syukur-syukur yang diusung Golkar menjadi presiden. Maka akan berlanjut peremajaan sawit atau perkebunan sawit sustainable atau berkelanjutan,” imbuhnya.

Pemerintah didorong untuk melakukan sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil). Setelah  ISPO, akan tahu cara berbudidaya sawit yang baik dan benar. “Tak lupa, peduli pada lingkungan masyarakat dan keuntungan untuk masyarakat.  Jadi  tiga P perlu diperhatikan yakni people, planet, dan profit,” ujarnya. 

Khusus KUD Sejahtera Babat Toman kini bekerja sama dengan PT Pusa  (Putra Utama Sawit Sungai Angit). Saham KUD Sejahtera 30 persen. “Ini pro model, KUD bangun pabrik kelapa sawit. Kapasitas 30 ton ekstention 60 ton.  Sudah dilaksanakan ground breaking 14 Desember 2023 lalu,” kata Thamrin. 

Konteksnya dengan perjuangan Golkar, partai ini peduli dengan kesejahteraan petani kelapa sawit.

 “Pak Airlangga mendorong  petani sawit naik kelas. Dari jual TBS pada koperasi dan perusahaan, menjadi menjual CPO.  Kita mengimbau pemda di Sumsel peduli dan perhatian. Untuk perkebunan, dibandingkan karet dan kopi,  kelapa sawit lebih menjanjikan. Maka harus didorong,” ungkapnya. 

Sedangkan pengamat politik Sumsel  Bagindo Togar Butar Butar melihat Partai Golkar Sumsel jeli dan serius membantu petani dan pengusaha perkebunan sawit. 

 “Karena industri perkebunan sawit memiliki peran penting dalam perekonomian daerah, juga menyediakan lapangan kerja, dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya. 

Dengan membantu sektor pertanian dan perkebunan,  ini menjadi strategi politik yang efektif untuk memperoleh dukungan dari ragam kelompok sosial wilayah tersebut.

 “Jadi wajar saja bila kelak dukungan politik para konstituen di Sumsel meningkat secara signifikan terhadap Partai Golkar Sumsel. Baik untuk pileg di tataran DPR RI, DPRD provinsi maupun DPRD kabupaten,” katanya.