Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk hingga kini terancam tidak bisa diselamatkan. Negosiasi dengan pada lender, lessor pesawat dan pemegang sukuk global juga sangat alot dilakukan. Karena itu, Komisi VI DPR RI termasuk Fraksi PDI Perjuangan mendukung opsi untuk penutupan perusahaan penerbangan plat merah tersebut.
- Ancam Kebebasan, Koalisi Masyarakat Sipil Lampung Desak Pemerintah Hapus Pasal-pasal Bermasalah di RKHUP
- Fraksi PKB Awasi Penyaluran Dana Hibah Kota Palembang
- Wacana Presiden Tiga Periode, Tagar #2024Gantian Mulai Ramai di Medsos
Baca Juga
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDIP, Evita Nursanty mendukung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menutup Garuda Indonesia, apabila negosiasi yang dilakukan gagal.
"Kalau memang tidak bisa lagi dinegosiasikan ya tentu saja seperti kata Kementerian BUMN, opsinya tidak ada lagi kecuali ditutup," ujar Evita dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/10).
Kekinian, Evita mendengar BUMN tengah mempersiapkan maskapai penerbangan lain sebagai pengganti Garuda Indonesia. Yaitu, Pelita Air.
Opsi tersebut, menurut Evita, lebih tepat ketimbang pemerintah harus memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Garuda Indonesia. Karena dengan menyiapkan maskapai penerbangan lain sebagai langkah antisipatif jauh lebih masuk akal.
"Kami di DPR sudah tegas mengatakan tidak mungkin itu diselesaikan dengan penyertaan modal negara," tandasnya.
Wakil Menteri BUMN II, Kartiko Wirjoatmodjo, beberapa waktu lalu sudah menyampaikan kemungkinan ditutupnya Garuda Indonesia. Sebabnya, kondisi arus kas dan operasi harian maskapai tertua Indonesia ini sangat minim.
"Kalau mentok ya kita tutup. Tidak mungkin diberikan penyertaan modal negara, karena nilai utangnya terlalu besar," pungkasnya.
- Erick Thohir: Kita Mampu Buktikan Kualitas di Level Asia!
- Jokowi Didorong Terbitkan Perppu Perampasan Aset
- Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae