Final Liga Champions: Pep Guardiola Makin Pede Tumbangkan Inter

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola/ist
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola/ist

Manchester City akan hadapi Inter Milan di final Liga Champions, Minggu (11/6) dini hari WIB. Pertandingan final dilangsungkan di Ataturk Olimpic Stadium, Istanbul, Turki.


Dinilai dari gaya permainan tim, keduanya merupakan dua tim terbaik yang mewakilkan kekuatan bertolak belakang. Skuad Biru Langit asuhan Pep Guardiola paling menonjol dalam segi penyerangan. Adapun mesin perang besutan Simone Inzaghi paling solid ihwal menjaga pertahanan.

Benturan dua karakter inilah yang akan menghasilkan sajian yang sempurna, tentu dengan syarat kedua tim menunjukkan kemampuan di titik terbaiknya masing-masing.

Ditambah dengan kehadiran Erling Haalaand sebagai mesin gol, membuat lini depan Manchester City menjadi paling subur di Liga Inggris.

Bahkan penyerang Norwegia itu akan menjadi top scorer Liga Champions musim ini dengan koleksi 12 gol hingga semifinal. Sebagai komparasi, catatan gol Haaland seorang sudah mencakup nyaris tiga perempat jumlah gol total Inter Milan. 

"Pada akhirnya ini adalah pertandingan sepakbola, tim yang tampil 95 menit akan menang. Soal sejarah Inter lebih besar dari kami," kata Pep dilansir dari Football Italia.

Secara khusus Pep dinilai sangat percaya diri, bahkan dirinya selalu mencoba memberikan yang terbaik, mempersiapkan segalanya dengan detail. Sayangnya, persiapan itu justru membuat Pep berpikir berlebihan.

"Di Liga Champions, saya selalu berpikir berlebihan (overthink). Saya selalu menciptakan taktik dan ide-ide baru, dan besok Anda pun akan melihat hal baru," kata Pep.

City boleh berbangga dengan torehan dua gelar yang diraih musim ini, namun The Citizens juga harus waspada dengan arsitek Inter Milan, Simone Inzaghi. Juru taktik Nerazurri itu memiliki reputasi pelatih Raja Turnamen.

Di Lazio, ia menjadi juara Coppa Italia 2019 serta dua kali meraih Piala Super Italia. Saat pindah ke Inter Milan, ia meraih dua Coppa Italia dan dua Piala Super Italia. Bahkan kini, Inter pun memiliki kans meraih juara Liga Champions.

"Jelas saya senang dengan reputasi itu. Saya beruntung bisa bekerja dengan tim besar di Inter dan Lazio, memiliki pemain-pemain bintang. Di laga-laga menentukan kami selalu berhasil tampil bagus, mengatur fase bertahan dan menyerang dengan cara terbaik," ujar Inzaghi, dikutip The Guardian.

Sang jagoan turnamen itu kini mendapat ujian terbesar, yakni final Liga Champions. Lawannya pun tak main-main, Manchester City. Inzaghi bahkan mengakui anak-anak asuh Pep Guardiola sebagai tim terbaik di dunia saat ini.

Namun ia tak gentar. Apalagi trofi ini merupakan dambaan sejak masih bermain. Pada 2017 lalu, ia pernah mengaku iri melihat sang abang, Filippo Inzaghi dua kali menjadi juara Liga Champions bersama AC Milan semasa bermain.