Di tengah melonjaknya kasus Covid-19, Pemkot Palembang menggelar Festival Sekanak Lambidaro yang memancing kerumunan massal. Euforia Pemkot Palembang dalam menyambut penyelesaian proyek pengendali banjir itu tersebut dinilai berlebihan sampai menimbulkan kecaman dari berbagai pihak.
- Ultimatum Kontraktor dan BBWS VIII, Ishak Mekki Sebut Pengerjaan Sungai Sekanak Jauh dari Target
- Berenang di Sungai Sekanak Lambidaro, Remaja 12 Tahun Tewas Tenggelam
- Tempat Terbatas, UMKM di Car Free Night Sekanak Lambidaro Wajib Registrasi
Baca Juga
Salah satunya dari Gerakan Aktivis Pemuda Sumsel Peduli Covid-19 (GAPSPC). Organisasi ini menilai, pelaksanaan acara tersebut telah melalaikan protokol kesehatan. Mulai dari tidak menggunakan masker hingga kerumunan yang sangat luar biasa.
“Kami tidak anti dengan kegiatan pemerintah. Asalkan sesuai dengan prokes. Tapi kenyataannya, acara tersebut jelas telah melanggar prokes,” kata Perwakilan GAPSPC, M Sanusi saat dibincangi, Senin (7/2).

Kelalaian penyelenggara acara terlihat dari pengaturan pengunjung yang masuk lokasi. Meski telah berdiri posko, tapi tak ada satu pun petugas yang coba menghalangi pengunjung untuk masuk ke tempat acara. Mereka dibiarkan begitu saja hingga terjadi kerumunan. Begitupun petugas patroli yang berkeliling untuk memperingati pengunjung menggunakan masker. Sehingga, kondisi tersebut membuat pelaksanaan prokes tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sanusi mendesak, Satgas Covid-19 segera mengambil tindakan dengan memanggil pihak pengelola yang menggelar acara tersebut. Sanksi tentu harus diberikan. Biar memberikan efek jera dan contoh bagi masyarakat yang hendak menggelar suatu kegiatan.
Dijelaskan Sanusi, apa yang dilakukan Pemkot Palembang bisa menjadi preseden buruk bagi upaya penanggulangan Covid-19. Walaupun acara ditutup lebih cepat, namun kerumunan massa sudah kadung terjadi. “Apalagi saat malam. Massa sudah berkumpul sangat ramai untuk menyaksikan hiburan. Sehingga, harus ada tindakan tegas dengan pemberian sanksi sesuai aturan,” bebernya.
Pengamat Kebijakan Publik, Bagindo Togar memberikan pandangan terkait hal ini. Menurutnya, Festival Sekanak Lambidaro muncul sebagai kontroversi di tengah masyarakat saat ini. “Saat pemerintah menekan laju Covid-19, justru mereka sendiri yang menciptakan kerumunan,” kata Togar.
Seharusnya, kata Togar kebijakan terkait penerapan prokes untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 itu sendiri harusnya dimulai dari pemerintahan dahulu. Ketika pemerintah kota konsisten dalam menjaga prokes yang ketat, tentu masyarakat juga akan ikut menerapkan hal yang sama tentunya.
“Sampai-sampai mengesampingkan peringatan terkait penerapan PPKM, iya salah satunya menimbulkan kerumunan itu,” ujarnya.
Sehingga, dirinya mempertanyakan apa istimewanya Festival Sekanak Lambidaro yang digadang oleh Pemkot Palembang tersebut. Justru menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa pemerintahan kita ini tidak memiliki prestasi yang begitu baik dalam membangun penataan perkotaan.
Padahal sebenarnya apabila pemerintah memang serius dalam memberantas banjir serta menghentikan pandemi Covid-19, ada banyak hal prioritas lain yang menjadi fokus dari Pemkot Palembang. Togar mengatakan proyek revitalisasi tersebut akan menjadi sia-sia apabila tidak diiringi dengan kebijakan atau langkah lain.
“Ketika sistem drainase belum optimal, pengelolaan limbah masih buruk, serta kebiasaan masyarakat untuk menjaga sungai juga tidak ada, tentu hal ini akan sia-sia. Mengingat kawasan tersebut merupakan pemukiman yang padat penduduk ya,” terangnya.
Ditambah lagi beberapa hal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kota Palembang masih banyak yang belum tercapai, salah satunya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 persen. Togar menyebutkan daripada menggelar festival yang menelan biaya hingga ratusan juta tersebut, Pemkot Palembang seharusnya memfokuskan dahulu agar proyek tersebut tidak sia-sia.
“Misal kebijakan terkait RTH itu harus ditiap kecamatan ada, jika perlu di setiap kelurahan,” timpalnya.
Togar menilai bahwa pelaksanaan Festival Sungai Sekanak Lambidaro terkesan seperti program mercusuar dari Pemkot Palembang. yang mana tidak menimbulkan prestasi yang begitu berarti dalam penataan kota. “Hampir sepuluh tahun kepemimpinan Wali Kota Palembang saat ini, belum ada prsetasi seperti itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Togar mengatakan dalam empat bulan kedepan ketika Palembang masuk ke dalam musim kemarau, bagaimana kondisi Sungai Sekanak Lambidaro tersebut. tentu akan terjadi pendangkalan, debit air tidak cukup, serta kondisi sungai yang akan mengeluarkan bau busuk kembali.
“Kita akan lihat di bulan Mei nanti apakah kondisi tersebut seperti yang diharapkan oleh Pemkot Palembang, sekarang saja sudah banyak tu sampah yang nyangkut disana,” ucapnya.
Togar menyebutkan hal itulah yang seharusnya menjadi fokus Pemkot Palembang saat ini, termasuk juga penanganan Covid-19. Diketahui pada hari pelaksanaan Festival Sungai Sekanak Lambidar (5/2), terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 146 kasus, dan 96 kasus di hari kedua (6/2).

Sekolah di Palembang Gelar PTM Sehari Usai Festival Sekanak Lambidaro
Sementara itu, sehari setelah penutupan Festival Sekanak Lambidaro, Dinas Pendidikan kota Palembang kembali melakukan pembatasan pembelajaran, khususnya bagi Siswa SD dan SMP di kota Palembang.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang, Ahmad Zulinto mengatakan, melalui rapat yang telah dilakukan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ombudsman, Kapolrestabes Palembang, Dandim 0418/Palembang, serta pihak terkait lainnya, telah sepakat untuk kembali lakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hanya sebatas 50 persen.
“PTM ini diadakan hanya 2 hari dalam 1 minggunya. Kita tidak 3 hari lagi, dan sudah menggunakan shift lagi,” kata Zulinto kepada awak media di Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Senin (7/2).
Masih dikatakan Zulinto, bahwa Dinas Pendidikan kota Palembang juga akan mengambil tindakan langsung bilamana terdapat salah satu siswa yang diketahui terpapar Covid-19.
“Sekolah tersebut akan ditutup selama 14 hari, sehingga Kepala Sekolah yang bersangkutan dapat segera bertindak agar sepenuhnya sekolah tersebut akam dilakukan secara Daring,” ujarnya.
- Optimis Tembus Delapan Besar, PS Palembang Siap Berlaga di Liga 4 Nasional
- 3.932 ASN Dilantik Wali Kota Palembang, Ratu Dewa Janjikan TPP untuk PPPK
- Wakil Wali Kota Palembang Sidak Kantor Kecamatan, Dorong Budaya Melayani