Enam Bulan Pelatih dan Atlet PON Sumsel Belum Gajian, KONI Minta Waktu Seminggu

Pelatih PON Sumsel mendatangi KONI Sumsel/Yosep Indra Praja/rmolsumsel.id
Pelatih PON Sumsel mendatangi KONI Sumsel/Yosep Indra Praja/rmolsumsel.id

Sudah sebulan Pelatihan Daerah (pelatda) yang berjalan terpusat di Jakabaring Palembang namun kesiapan kontingen Sumatera Selatan (Sumsel) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua terganggu lantaran hingga kini atlet dan pelatih belum menerima gaji dari KONI Sumsel. 


Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi penyamaan persepsi yang melibatkan pelatih dan pengurus KONI Sumsel, Selasa (3/8). Pelatih Pencak Silat, Abas Akbar mengatakan banyak permasalahan yang terjadi terkait kesiapan atlet yang akan berlaga di PON XX Papua yang akan bergulir 2-14 Oktober 2021 nanti. 

"Kami kesini karena KONI yang mengundang dan kami mempertanyakan kapan gaji atlet kami ini cair. Karena sudah enam bulan dan kami sebagai pelatih ini sudah ditanya terus oleh atlet, makanya kami ingin tahu atau bagaimana solusinya karena ini mempengaruhi kesiapan atlet sendiri yang akan berjuang di PON nanti," kata Abas.

"Okelah kalau satu atau dua bulan terlambat kita bisa maklum, ini sudah enam bulan kami belum terima hak kami. Bagaiama kami mau jelaskan dengan atlet," tambahnya.

Lebih lanjut dia menambahkan bukan sekedar masalah gaji yang mengganjal kesiapan atlet, faktanya hingga kini para atlet dan pelatih belum mendapatkan kepastian kapan biaya try out, training camp, try in dan peralatan pertandingan yang hingga kini belum terealisasi. Padahal, gelaran PON tinggal kurang dari dua bulan lagi.

"Kami ini dibaratkan sudah dekat waktu mau perang tapi sampai sekarang belum ada peralatan untuk atlet kami. Peralatan pertandingan itu sangat penting tapi belum ada kejelasan karena untuk pemesanan peralatan itu tidak gampang harus inden dulu. Jika begini terus pas hari H kita mau bertanding pakai apa," jelasnya.

Mantan Juara Dunia Pencak Silat itu mengatakan sangat sulit menjadikan atlet berpestasi jika dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Meskipun dalam mekanisme pencairan dana harus melalui birokrasi dan memakan waktu namun pihaknya berharap ada solusi dan kepastian memecahkan permasalahan ini. "Itulah kami ingin kepastian dan solusinya bagaimana, bila perlu kita sama-sama menghadap Gubernur Sumsel atau DPRD untuk mencarikan solusinya," tandasnya.

Sementara itu Sekretaris Umum KONI Sumsel, Suparman Roman mengatakan pihaknya memahami dengan kondisi yang terjadi namun dia berkilah jika saat ini posisi anggaran KONI Sumsel memang minim yakni Rp12,5 Miliar. Ditambah lagi dengan mekanisme dan proses pencairan dana hibah tersebut yang dibagi dalam 3 termin atau per tiga bulan. 

"Memang seperti itu kondisi yang kita alami, dana hibah itu tidak bisa dicairkan sekaligus. Tapi kami paham dengan keluhan atlet dan pelatih maka dari itu kita lakukan persamaan persepsi. Kasih waktu seminggu lagi jika belum cair juga maka saya siap kita mau menghadap kemana nanti. menghadap Gubernur atau DPRD nanti kita sama-sama menghadap tapi tunggu waktu seminggu lagi," pungkasnya.