Wacana pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) jika benar terjadi, berpotensi merugikan kondisi ekonomi politik Indonesia.
- Ahok Kaget Data Kejagung Lebih Komplit soal BBM Oplosan
- Usai Ahok, Nicke Widyawati Juga Diperiksa KPK
- Peluang Rematch Ahok Versus Anies Masih “Digodok” PDIP
Baca Juga
“Keputusan untuk mengangkat Ahok sebagai Dirut Pertamina juga memunculkan dampak ekonomi politik di tanah air,” ujar Ekonom UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (22/7).
CEO Narasi Institute itu menilai, Ahok memiliki pengalaman kepemimpinan kurang baik menjadi Komisaris Utama Pertamina yang masih diemban hingga saat ini.
“Evaluasi kinerjanya sebagai komisaris utama Pertamina, Ahok tidak mendapatkan sorotan positif. Banyak aspek kinerja Pertamina yang mengecewakan, termasuk kecelakaan yang sering terjadi dan kinerja keuangan yang terus merosot,” tuturnya.
Bukan hanya itu, sosok yang karib disapa Matnoer itu mengamati Ahok punya rekam jejak tak baik saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, terkhusus mengenai karakteristik kepemimpinan yang tak bijak.
“Ahok memiliki rekam jejak pemarah, temperamental, dan sering kali tidak menjaga lisan. Hal ini menciptakan ketidakstabilan dan kontroversi, yang pada gilirannya dapat menjadi beban berat bagi citra Presiden Jokowi,” tandasnya.
Rencana pengangkatan Ahok sebagai Dirut Pertamina mengemuka dan disoroti publik setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memanggil Ahok dan Nicke Widyawati selaku Dirut yang masih aktif menjabat pada hari ini.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Ahok Kaget Data Kejagung Lebih Komplit soal BBM Oplosan
- Dirut Pertamina Bakal Pimpin Langsung Pembenahan Tata Kelola Migas