Setelah membuat jadwal, Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia membatalkan pertemuan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyesalkan pembatalan sepihak yang dilakukan oleh Dubes India itu.
- Fenomena Politik Sandera: Cakada Terpilih Diprediksi Tidak akan Lama Menjabat karena Terseret Kasus, Wakilnya Diuntungkan?
- Host Bocor Alus Tempo dapat ‘Teror’ Kepala Babi
- Hampir Pasti, Golput Dominasi Pilkada 2020
Baca Juga
Sebab seyogyanya digelar dialog soal kondisi umat Islam di India di Gedung MUI Pusat, Jakarta Pusat, Kamis sore (12/3).
Penyesalan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI, KH. Muhyiddin Junaidi di hadapan 61 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam se-Indonesia.
"Dengan sangat menyesal Dubes India untuk Indonesia gak bisa hadir. Padahal kita ingin membantu tetapi sangat disayangkan yang mau dibantu itu gak paham," ucap KH. Muhyiddin Junaidi, Kamis (12/3).
Kyai Muhyiddin pun menilai Dubes India ketakutan untuk hadir lantaran ada 61 Ormas Islam yang juga hadir di acara dialog soal penindasan umat Islam di India. Padahal Kata Kyai Muhyiddin, Dubes India yang mengirimkan surat untuk diadakan pertemuan dengan pimpinan MUI.
Namun, dengan sendirinya dibatalkan oleh Dubes Indianya. Bahkan kata Kyai Muhyiddin, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi juga tiba-tiba membatalkan untuk hadir. Bahkan, urusan Istana pun meminta agar pertemuan dilakukan di Kemenlu.
Permintaan dipindah hari dan tempat itu pun muncul lantaran Dubes India saat ini mengaku tidak nyaman jika bertemu di Gedung MUI Pusat.
"Katanya karena kalau di MUI antara lain tidak bisa dijamin keamanan, yang kedua kalau di MUI dikhawatirkan Duta Besarnya tidak nyaman, padahal itu permintaan Dubes," ungkapnya.
Padahal kata Kyai Muhyiddin, MUI ingin membantu menyelesaikan persoalan penindasan umat Islam di India melalui Dubes India untuk Indonesia.
"Nah saya sampaikan ini pertemuan didesain dirancang untuk membantu Dubes India akan menjelaskan kasus tindakan kekerasan terhadap umat islam di India yang sudah viral sedunia dan perlu dijelaskan," jelasnya.
"Nah Saya gak tau kenapa, apakah ini namanya pembatalan sepihak atau mungkin karena khawatir takut ya ada yang pengen melemparkan kepala sapi, ketakutan sendiri, biasanya kalau orang salah ya biasanya takut, tapi kalau orang benar dia tidak akan takut, itu sudah Sunatullah," pungkasnya. [ida]
- Bawaslu Sumsel Tegaskan Penertiban ALat Peraga Sosialisasi Tak Tebang Pilih
- Aparat Penegak Hukum Didorong Tegas, Tidak Hanya Pidana Tetapi Kejar TPPU dalam Kasus Korupsi di Sumsel
- Didemo Rakyatnya, Presiden Sri Lanka Akan Mengundurkan Diri