Doakan Prabowo jadi Presiden, Cak Amir Ajak Peserta Kongres Fatayat NU Bacakan Al Fatihah

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Gubernur Sumsel Herman Derusaat menghadiri Kongres Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) ke XVI di Palembang/RMOL
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Gubernur Sumsel Herman Derusaat menghadiri Kongres Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) ke XVI di Palembang/RMOL

Sosok Prabowo Subianto dinilai masih layak untuk menjadi Calon Presiden (Capres) di Pemilu 2024 mendatang. Dukungan itu datang dari hajatan Kongres XVI Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) di Palembang.


Dalam acara yang digelar di Dining Hall Jakabaring Sport City (JSC), Jum’at (15/7). Ketua PWNU Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Amiruddin Nahrawi alias Cak Amir, memberikan pidato sambutan mengajak seluruh peserta untuk membacakan surat Al Fatihah untuk Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

“Ayo kita bacakan surat Al Fatihah untuk Pak Prabowo agar terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2024 nanti,” kata Cak Amir, Jumat (15/7).

Mendapat dukungan dari Fatayat NU yang membacakan surat Al Fatihah untuk dirinya, Prabowo Subianto pun melontarkan senyuman. Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dalam Pembukaan Kongres XVI Fatayat NU, mengatakan semua rakyat berkewajiban membela negara ini. 

“Bangsa yang lemah adalah bangsa yang kekayaannya akan dicuri oleh bangsa lain. Inilah yang membuat saya memberi pesan bahwa kita semua bertanggungjawab atas keselamatan masa depan kita,” katanya.

Dalam kegiatan yang rata-rata dihadiri kaum emak-emak ini, Prabowo mengatakan bahwa akaum ibu berperan besar dalam melahirkan generasi muda Indonesia yang tangguh. Untuk itu dirinya memotivasi para emak-emak harus tangguh dan kuat.

“Emak-emak berkewajiban bertanggungjawab atas keselamatan Bangsa Indonesia. Karena kaum ibu yang mengandung, melahirkan dan mendidik anak-anak Indonesia. Kalau perempuan lemah maka generasi akan lemah. Bangsa yang lemah akan dijajah oleh bangsa lain,” kata Prabowo.

Lebih lanjut dia mengatakan, hal ini terdapat dalam Pasal 30 ayat 1 bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Ketua Pimpinan Pusat Fatayat NU, Anggia Ermarini menyebutkan bahwa selama periode Kepengurusan Fatayat NU 2015-2022 program-program yang dilakukan sangat berperan dan erat kaitannya dengan pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Salah satunya adalah permasalahan stunting yang dapat mempengaruhi kualitas generasi muda Indonesia kedepan. 

Kekurangan gizi pada anak baik pada masa mereka masih dalam kandungan maupun dalam masa pertumbuhan, terutama dalam seribu hari perkembangan anak dapat berefek pada gangguan kognitif.

“Anak yang stunting dapat mengalami gangguan kognitif. Sulit belajar dan berkonsentrasi, kekebalan tubuh yang rendah, hingga tingkat kecerdasan yang rendah. Ini sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi kita kedepannya,” kata Anggia.

Anggia menambahkan dalam melakukan pendampingan terhadap hal ini, Bidang Kesehatan Fatayat NU melakukan berbagai kegiatan antara lain melakukan sosialisasi kepada para Posyandu serta pendamping anak mengenai pola asuh yang ideal dalam mencegah maupun mengatasi stunting.

Acara yang dibuka oleh Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin secara virtual. Wakil Presiden mengapresiasi kiprah Fatayat NU dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat dan Bangsa Indonesia.

“Masih dibutuhkan kerja keras dan langkah strategis Fatayat NU. Upaya memperkuat pemberdayaan perempuan juga menjadi salah satu agenda Presiden,” katanya.

Ma'ruf Amin menjelaskan, perempuan juga menjadi bagian dari Presidensi G20. Diantaranya yakni diskriminasi, kesetaraan perempuan, penyandang disabilitas hingga pelayanan kesehatan ibu dan anak.

“Saya harap Fatayat NU ambil bagian mensukseskan presidensi terkait isu pemberdayaan perempuan. Saya juga harapkan Fatayat NU manfaatkan peluang dan hadapi perkembangan zaman sehingga umat Islam dapat bangkit bersama dan sejahtera bersama sesuai dengan harapan pasca pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya.