Dikunjungi Sekda Palembang, Pejuang Kemerdekaan Nangis..

Kaget. Itulah yang dirasakan Letkol (Purn) Rochadi SW, saat dikunjungi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa di kediamannya Jalan Sersan Sani Kecamatan Kemuning hari ini, Kamis (20/8/2020). Pejuang kemerdekaan ini pun meminta Pancasila tidak diganti.



Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Kota Palembang ini tidak menyangka, ia dikunjungi pejabat teras di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

"Saya tidak menyangka dikunjungi pejabat. Saya dekat dengan Tolha Hasan, saya dekat dengan mantan Sekda Husni Thamrin dan mantan Walikota Palembang Eddy Santana, tapi baru ini saya dikunjungi di rumah," ungkap Pejuang Kemerdekaan Indonesia ini.

Rochadi mengatakan, menjadi suatu kehormatan baginya dapat dikunjungi oleh Sekda Kota Palembang. Artinya masih ada perhatian yang diberikan pemerintah saat ini terhadap para pejuang dan pensiunan TNI seperti dirinya.

"Saat ini banyak yang lupa pada perjuangan. Karena, mengingat jasa para pejuang terutama pahlawan kemerdekaan jadi hal penting agar kita tau bagaimana para pejuang menjaga serta merebut kembali bangsa ini dari tangan penjajah," ungkapnya.

Di hadapan Ratu Dewa, Rochadi berharap anak-anak muda dapat mengingat jasa para pahlawan, sehingga tidak ada yang coba mengganti ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara saat ini.

"Jangan sampai Pancasila diganti. Saya menangis ketika mendengar ada yang coba mengganti Pancasila. Karena Pancasila dibuat bukan berdasarkan keinginan pribadi sendiri, di mana Pancasila dibuat dengan melibatkan semua unsur dan para ulama saat itu, sehingga disepakati terwujudlah Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia," terangnya.

Rochadi berharap, kemerdekaan itu betul-betul dihayati oleh seluruh Bangsa Indonesia khususnya kamu muda yang menjadi generasi penerus bangsa.

"Harus betul-betul dihayati jika meraih kemerdekaan itu bukan hal yang gampang. Saya sendiri menjadi saksi dengan usia yang masih kecil, bagaimana ayah saya ditangkap Belanda dimasukkan ke dalam tank," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Rochadi meminta agar pensiunan dan veteran perang termasuk janda-janda veteran di Palembang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Karena selama ini Pepabri sendiri tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, padahal didalam Undang-Undang (UU) No 17 tahun 2013 yang telah direvisi tahun 2017 lalu,

"Kita sudah pernah mengikuti sosialisasi di Kantor Kesbangpol dan undangan dari Kesbangpol Provinsi, bahkan kami sudah pernah mengajukan bantuan anggaran dari tahun 2012, 2013 terakhir 2017 ke Pemkot Palembang tetapi tidak pernah ditanggapi, sehingga saya tidak pernah mengajukan lagi," ulasnya.

Rochadi mengaku, tidak pernah mendapatkan bantuan berupa hibah yang bersumber dari APBD maupun APBN. Jikapun ada, bersifat insidentil dari Walikota sebelumnya.

"Kita pernah dapat bantuan dari pusat Rp180 rb per bulan. Tapi karena Covid-19 ini, tidak diturunkan lagi. Jikapun ada iuran, ada pungutan Rp500 per bulan, meskipun sebenarnya tidak cukup, tapi itulah yang kita pakai untuk kegiatan," tuturnya.

Sementara itu Ratu Dewa menyampaikan, kunjungannya hari ini merupakan bentuk perhatian Pemkot Palembang kepada pada pejuang dan pahlawan kemerdekaan.

"Kunjungan ini kita lakukan dalam rangka HUT kE-75 Kemerdekaan RI dan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H," ungkapnya.

Selain pejuang kemerdekaan, kunjungan juga dilakukan ke para ulama dan tokoh agama Kota Palembang.

"Selain mengunjungi mereka, kita juga meminta masukan termasuk apa yang dibutuhkan oleh para pejuang dan ulama Kota Palembang," ulasnya.

Dewa akan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan para ulama dan pejuang NKRI. Seperti harapan dari Ketua Pepabri Rochadi, terkait hibah.

"Keduanya adalah bagian penting bangsa ini, kalau bukan kita siapa lagi yang memperhartikan mereka," tandasnya.[ida]