Diduga Inilah Penyebab Jaksa Fedrik Meninggal Dunia

Fedrik Adhar Syaripuddin, jaksa pada Kejaksaan Negeri Jakarta Utara yang sempat menjadi jaksa penuntut umum kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, meninggal dunia.


Jaksa Fedrik meninggal dunia karena sakit pada hari Senin (17/8/2020).

Andrie Samallo, teman kecil Fedrik di Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), yang dihubungi RMOLSumsel, membenarkan kabar tersebut.

Menurut Andrie, bahwa almarhum dikabarkan mengidap lambung kronis. Ihwal ini ia dapat dari driver/ sopir almarhum sesaat tadi.

Kata Andrie, sopir almarhum yang ia hubungi memang sedang diliburkan, sehingga ia (sopir,red) pulang ke Garut. Sore tadi baru tiba di Jakarta, namun ia masih harus isolasi mandiri dulu.

"Memang yang sedikit saya tahu, almarhum sering berobat kalau lambungnya kumat. Biasanya ia ke rumah sakit, terus suntik dan pulang kalau sudah enakan. Dak ada penyakit aneh-aneh lain," kata Andrie.

Dikatakan Andrie, berdasar informasi yang ia dapat lagi, bahwa sebelum meninggal dunia almarhum sempat masuk rumah sakit, Rabu malam Kamis lalu.

"Dan siang tadi sekitar pukul 10 atau 11 sebelum dzuhur, almarhum meninggal dunia," katanya.

Dikatakan Andrie, almarhum telah dimakamkan di TPU Tangerang Serpong, sore tadi. Dimana proses pemakaman selesai sekitar pukul 15.30 wib.

"Sebagai teman kecilnya, Andrie mengaku cukup dekat almarhum, kendati sudah sekitar 20 tahunan mereka tidak bertemu.

"Kami berteman sejak TK sampai kelas IV SD, karena waktu itu ayah saya pindah tugas," ceritanya.

Menurut Andrie, sosok almarhum tergolong tertutup. Namun, pada Jumat lalu (7/8), almarhum yang sedang pulang kampung ke Baturaja, sempat sedikit berkeluh kesah kepada dia dan ayahnya.

Itu terjadi tatkala almarhum membesuk ayah Andrie yang dirawat di RSUD Ibnu Sutowo Baturaja. Kepada ayahnya Andrie, dia (almarhum,red) bilang sedang ada masalah.

"Dia bilang dirinya sedang banyak dibully di medsos. Netizen menyinggung masalah kerjaannya. Ya begitulah, dia bilang kepada ayah saya bahwa dirinya sedang tren," ulas Andrie.

Waktu itu, Andrie menduga bahwa almarhum memang sedang shock dengan masalah yang dihadapinya itu.

"Ya mungkin dia pendam sendiri masalahnya. Sehingga mungkin sakitnya itu jadi kumat. Kita doakan almarhum semoga mendapat tempat yang layak di sisi-Nya," pungkas Andrie.

Saat ini, kediaman orangtua almarhum di Jalan Pahlawan Kemarung, Baturaja, sudah banyak dipenuhi karangan bunga sebagai tanda belasungkawa.