Dampak Kemarau, 349 Hektar Sawah di Empat Lawang Alami Kekeringan

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Musim kemarau yang terjadi pada tahun 2023 yang melanda wilayah Kabupaten Empat Lawang menyebabkan lahan persawahan mengalami kekeringan. 


Sebagain sawah petani ada yang gagal panen dan sebagian sawah gagal tanam. Petani harus berusaha keras supaya meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat kemarau tahun ini.

Dinas Pertanian Kabupaten Empat Lawang mendata sebanyak 349 hektar lahan persawahan yang terdampak kejadian alam el nino atau kekeringan. 

Rinciannya di Kecamatan Tebing Tinggi seluas 51 hektar mencakup Desa Kelumpang Jaya, Baturaja Baru, Baturaja Lama, Tanjung Makmur, Batu Pence.

Selanjutnya Kecamatan Ulu Musi di Desa Air Kelinsar seluas 45 hektar, Talang Bengkulu 40 hektar dan Kunduran 40 hektar. 

Wilayah yang cukup parah di Kecamatan Muara Pinang di Desa Seleman Ulu 46 hektar, Seleman Ilir 7 hektar, Muara Timbuk 40 hektar, Batu Galang 9 hektar, Muara Sema 23 hektar, Tanjung Tawang 7 hektar, Batu Jungul 7 hektar.

Lalu di Kecamatan Talang Padang di Desa Macang Manis 25 hektar dan Kecamatan Pendopo di Desa Pagar Tengah 6 hektar.

"Kecamatan Muara Pinang yang banyak mengalami kekeringan. Karena wilayah itu merupakan persawahan dengan sistem irigasi. Saat kemarau banyak sawah yang terdampak kekeringan," ujar Kadis Pertanian Kabupaten Empat Lawang, Hendra Lezi, SP.

Di Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) juga ada persawahan, tapi sekarang sudah banyak berganti dengan jagung, pasca banjir bandang dan merusak bendungan dan irigasi. Sehingga persawahan tidak bisa dialiri air irigasi lagi.

"Solusi kedepan pakai pompanisasi dengan sumur air dangkal. Mesinnya pakai tenaga surya untuk mengairi sawah-sawah tersebut," jelasnya.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan sudah survei lokasi. Realisasinya kemungkinan tahun ini atau tahun depan.