Kelayakan dan keamanan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang kembali mengalami kebakaran pada Jumat kemarin (3/3) dipertanyakan. Pasalnya kejadian serupa juga pernah terjadi pada 2009 silam.
- Dampak Relokasi Depo Plumpang, Ekonomi Warga Diperkirakan Akan Terganggu
- Erick Thohir Resmi Umumkan Pemindahan Depo Pertamina Plumpang
- Depo Pertamina Bakal Dipindah ke Reklamasi, Pemprov DKI: Itu Kebijakan Pusat
Baca Juga
Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, mengatakan, pemindahan Depo Pertamina Plumpang merupakan opsi yang tepat untuk mencegah tragedi kebakaran berulang, dibandingkan memindahkan warga.
"Pertamina seharusnya ada planning tentang relokasi depo berhubung kondisi kekinian depo tersebut yang sudah tidak lagi layak karena di sekitarannya sudah menjadi pemukiman," kata Andi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (8/3).
Agar kejadian serupa tidak kembali terulang, Andi meminta depo Pertamina Plumpang dievaluasi. Sebagai objek vital, depo BBM seharusnya ditempatkan di areal yang jauh dari pemukiman.
"Maka idealnya jika depo yang dipindahkan ke lokasi yang didesain sebagai lokasi aman dan restricted area," pungkasnya.
Adapun jarak antara rumah warga dengan tembok depo Plumpang memang sangat dekat. Kurang dari 5 meter. Hal itu yang dinilai membuat api merembet dengan cepat ke pemukiman warga.
- Satu Keluarga Meninggal Akibat Kebakaran Rumah di Jakarta Utara
- Tiga Tahun Buron, Pelaku Pembunuhan Gadis Dibawah Umur Kerja di Muara Angke jadi ABK
- Ribuan Massa Pendukung Amin Banjiri JIS sejak Dini Hari