Cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 dilaporkan meningkat sebesar 5 miliar dolar atau Rp 77 triliun, menjadi 138,1 miliar dolar atau setara Rp 2.144 triliun.
- Pengeboran Sumur Baru di Banyuasin, Pertamina Tambah Produksi 220 Barel Minyak Per Hari
- Akhir Bulan Mei, Program Minyak Goreng Curah Bersubsidi Dihentikan
- 10 Proyek BIMP-EAGA Selesai Tahun Ini, Airlangga Optimis Daya Saing Negara Anggota Meningkat
Baca Juga
Angka itu naik setelah pada Oktober 2023 cadangan devisa hanya sebesar 133,1 miliar dolar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan, kenaikan posisi tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” jelas Erwin dikutip Kamis (7/12).
Dikatakan Erwin, cadangan devisa itu mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.
Ke depannya, BI melihat bahwa cadangan devisa akan tetap memadai, yang didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan upaya kebijakan BI dalam mendukung stabilitas serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Pakar Ekonomi Sebut Penghapusan Utang UMKM Berpotensi Salah Sasaran, Harus Punya Syarat dan Kriteria Jelas
- Indosat Luncurkan Program Tukar Sampah Botol Plastik dengan Pulsa di Unsri
- Pacu Penyaluran KPR, BTN Rangkul Agen Properti Lewat Program Kangen