Budaya Melayu-Islam di Palembang Bagai Hidup Segan Mati Tak Mau

Budayawan kota Palembang Vebri Al Lintani (ist/rmolsumsel.id)
Budayawan kota Palembang Vebri Al Lintani (ist/rmolsumsel.id)

Kota Palembang menjadi salah satu pusat perkembangan budaya bangsa Melayu-Islam di nusantara. Sejumlah budaya yang menunjukkan eksistensi Melayu–Islam banyak berkembang di sini. Seperti Wayang Palembang, Tradisi Rebo Kasan dan berbagai budaya lainnya.


Namun, keberadaan budaya tersebut saat ini perlahan mulai ditinggalkan. “Seperti Wayang Palembang ibarat hidup segan mati tak mau,” kata Budayawan Kota Palembang Vebri Al Lintani, Rabu (11/8).

Vebri mengatakan Wayang Palembang kental dengan campuran Jawa. Sebab, saat meninggalkan Jawa pada tahun 1666 itu bukan saja meninggalkan sebagai politik saja tapi mandiri dan arahnya  betul-betul ke Melayu Islam.

Menurut mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang ini masih banyak budaya Palembang yang dipengaruhi budaya Jawa seperti diantaranya tradisi rebo kasan. Karena itu menurut Vebri, perlu kedepan masyarakat Palembang untuk menggali lebih banyak lagi menggali budaya Palembang itu sendiri.

“Sastra arab, inilah saya kira  menjadi tempat untuk menggalinya,” katanya.

Selain itu menurutnya, guru-guru Sultan Palembang dimasa lalu menurutnya banyak dari arab. “Komplek makam Sultan,  itu ada makam Sultan, makam istri satunya makam guru dari arab bisa dari Hadramaut atau dari Mekkah langsung,” pungkasnya.