BPS Kembangkan 15 Desa Cantik di Sumsel

Kepala BPS Margo Yuwono. (Mita Rosnita /rmolsumsel.id)
Kepala BPS Margo Yuwono. (Mita Rosnita /rmolsumsel.id)

Sebanyak 15 desa di Sumsel masuk dalam program Desa Cinta Statistik (Cantik) yang dikembangkan Badan Pusat Statistik (BPS) di Seluruh Indonesia sejak 2021 lalu.


Kepala Perwakilan BPS Sumsel, Zulkipli mengatakan Desa Cantik merupakan program literasi data yang dilakukan oleh aparat desa guna membangun kemandirian desa dalam mengolah seluruh arsip pendataan, baik kependudukan, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan data penting lainnya.

"Dari sebanyak 15 desa di Sumsel ini, Desa di Pagaralam masuk 10 besar nasional dan 15 besar terbaik desa dari Empat Lawang," katanya saat dibincangi.

Dia mengaku nantinya desa ini akan menjadi role modelnya, karena Gubernur Sumsel menginginkan semua desa menerapkan Cantik. Mengingat, fungsinya banyak karena dapat mengetahui berbagai data. Termasuk membangun program seperti penurunan angka stunting, penurunan kemiskinan dan lainnya. 

Menurutnya, dengan adanya inovasi baru ini, setidaknya dapat membantu desa dalam memenuhi kebutuhan penerimaan bantuan dari pemerintah kepada masyarakat. Harapannya seluruh desa bisa dilatih, mulai dari pembangunan, penerimaan bantuan, potensi yang dimiliki, SDM-nya dan lain-lain. Meski demikian, untuk melakukan penambahan keanggotaan Desa Cantik di Sumsel, pihaknya, saat ini masih menunggu surat edaram (SE) terkait kepada Bupati/Walikota.

"Jadi, desa bisa memetakan potensi yang dimiliki, misal produksi, pasar, harga dan akses lainnya," tutupnya.

Sementara itu, Kepala BPS, Margo Yuwono turut menambahkan, program Desa Cantik telah berjalan selama satu tahun sejak Januari 2021. Hal ini sebagai jawaban atas tantangan (BPS) setiap tahunnya selalu mengalami perubahan. "Mengikuti perkembangan zaman dan kebijakan yang dibuat. berbagai tantangan yang ada harus direspon dengan sikap perubahan dan inovasi, salah satunya dengan Desa Cantik" ucapnya. 

Desa Cantik, terus digalakkan agar bisa lebih mandiri membangun desanya melalui literasi statistik yang baik. Sehingga data yang dimiliki desa bisa dimanfaatkan untuk membangun. Karena, pembangunan terbaik harus melalui data. "Kita lakukan pembinaan tingkat desa sehingga aparat punya literasi statistik bagus dan bisa merancang pembangunan dengan tepat," katanya. 

Dia membeberkan, pada tahun lalu sebanyak 300 desa di Indonesia yang turut dalam program Desa Cantik tersebut, hal ini diakuinya menjadi respon yang baik dari masyarakat desa dalam melakukan perubahan. Capaian tersebut, melebihi target pembinaan yang telah ditetapkan yakni 100 desa. Kedepan, pihaknya akan bertahan menerapkan desa cantik lainnya.

"Tahun ini kita targetkan bisa 450 per tahun desa Cantik binaan. Tergantung juga komitmen kepala daerah, di Sumsel, inginnya seluruh desa memiliki desa Cantik," tutupnya.