Vaksinasi dosis ketiga atau diputuskan untuk menjadi salah satu syarat perjalanan mudik Idul Fitri tahun ini. Namun, pendekatan dan cara komunikasi yang digunakan pemerintah sulit diterima masyarakat.
- Pemkab Musi Rawas Peringkat 1 Kepatuhan Pelayanan Publik di Sumsel
- Pelayanan Publik OKU Timur Terbaik Kedua di Sumsel, Bupati: Jangan Berpuas Diri
- Ombudsman Temukan Lima Dugaan Maladministrasi Terkait Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Baca Juga
Begitu pendapat mantan anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, dalam acara diskusi virtual Polemik bertajuk "Mudik, Booster, dan Masker", Sabtu (26/3).
"Booster saya mendukung. Yang saya sayangkan adalah strategi komunikasinya," ujar Alvin.
Menurut Alvin, cara komunikasi pemerintah cenderung mengatur, seolah-olah mengatakan bahwa yang boleh mudik itu hanya yang sudah melakukan suntik booster.
"Ini kan top down, pendekatan kekuasaan. Apakah tidak bisa disampaikan seperti, 'kalau sayang orang tua ayo booster dulu sebelum balik'," katanya.
Selain menggunakan komunikasi persuasif kekeluargaan, Alvin juga memandang perlu adanya pendekatan atau strategi teknis untuk supaya masyarakat yang ingin mudik bisa mendapatkan vaksinasi saat sebelum perjalanan.
"Waktu dulu kan banyak perusahaan-perusahaan yang mengadakan mudik gratis. Kenapa tidak dikaitkan dengan insentif. Mudik gratis bagi yang sudah booster misalnya," tuturnya.
"Jadi ini pendekatannya insentif, bukan sanksi. Rasa-rasanya ini lebih elegan, lebih mudah diterima dari pada perintah, demikian Alvin.
- Alvin Lie: Pernyataan Menkes Melukai Perasaan Kami yang Disiplin Bayar Iuran BPJS
- Persaja PALI Laporkan Youtuber Alvin Lim ke Polisi, Terkait Sebut Kejaksaan Sarang Mafia
- Pemkab Musi Rawas Peringkat 1 Kepatuhan Pelayanan Publik di Sumsel