Bidik Investasi Kendaraan Listrik, Rosan Sambangi Tiga Raksasa Industri China

Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani saat melakukan kunjungan ke tiga perusahaan besar di China yang bergerak di sektor kendaraan listrik (EV)/Ist
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani saat melakukan kunjungan ke tiga perusahaan besar di China yang bergerak di sektor kendaraan listrik (EV)/Ist

Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, melakukan kunjungan ke tiga perusahaan besar di China yang bergerak di sektor kendaraan listrik (EV), yaitu Build Your Dreams (BYD), CNGR New Material, dan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).


Kunjungan kerja yang dilakukan pada 16-17 Desember 2024 ini bertujuan untuk memastikan kelancaran investasi yang tengah berjalan di Indonesia, mempercepat realisasi proyek, serta mendukung rencana investasi jangka panjang.

"Sebagaimana pesan dari Bapak Presiden Prabowo, kita harus selalu mengutamakan investor yang sudah berkomitmen di Indonesia. Itu yang menjadi prioritas kami," ujar Rosan dalam keterangan resmi seperti dilansir Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Jumat 20 Desember 2024.

Rosan memulai kunjungannya dengan bertemu pimpinan BYD Auto untuk membahas percepatan pembangunan pabrik mobil listrik di Subang, Jawa Barat. Pabrik ini ditargetkan mulai produksi komersial pada awal 2026 dengan kapasitas awal 150 ribu unit per tahun, yang nantinya akan ditingkatkan. Selain memenuhi kebutuhan domestik, pabrik tersebut juga akan difokuskan pada pasar ekspor. 

"Kami yakin investasi ini akan membawa dampak besar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga mendukung target pengurangan emisi karbon pada 2060 atau bahkan lebih cepat," ungkapnya.

General Manager BYD Asia-Pacific, Liu Xueliang, menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan perusahaan untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana.

"Dengan koordinasi yang baik, kami optimis produksi komersial bisa dimulai sesuai target awal 2026," ujarnya.

Selanjutnya, Rosan juga mengunjungi fasilitas CNGR New Material di Qinzhou untuk membahas pengembangan Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KIHTK) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. 

Kawasan ini akan memadukan proses industri dari hulu ke hilir guna menghasilkan material canggih seperti nikel, kobalt, dan mangan. 

"Kami terbuka untuk mendukung investasi ini agar terus berkembang dan memberi manfaat besar bagi Indonesia," ujar Rosan.

Chairman CNGR, Deng Weiming mengatakan bahwa Indonesia merupakan lokasi strategis untuk pengembangan rantai pasok global material canggih, sementara Rosan memastikan pemerintah Indonesia akan terus mendukung proyek ini demi memaksimalkan manfaat ekonomi dan lingkungan. 

Selain itu, pada akhir kunjungannya, Rosan mengunjungi BRUNP-CATL, bagian dari CATL, yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN dalam membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Proyek senilai 6 miliar Dolar AS atau sekitar Rp96 triliun ini mencakup lokasi di Halmahera Timur dan Karawang, dengan target memulai produksi baterai pada 2026. 

"Pembangunan ekosistem ini akan menempatkan Indonesia dalam rantai pasok global sekaligus mendorong tumbuhnya industri EV domestik dengan kandungan lokal yang tinggi," ujar Rosan.

Founder dan CEO BRUNP, Li Changdong, mengakui bahwa pengembangan industri daur ulang baterai merupakan prioritas pihaknya untuk mendukung keberlanjutan sumber daya mineral.

"Kami fokus agar sel baterai kendaraan listrik dapat mulai diproduksi pada 2026," katanya.

Melalui kunjungan ini, Rosan menegaskan komitmen pemerintah dalam memfasilitasi percepatan infrastruktur dan perizinan guna mendukung investasi strategis. 

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara investor asing dengan pengusaha lokal, termasuk UMKM, sebagai bagian dari transformasi hijau di Indonesia. 

Rosan optimis bahwa proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan perekonomian, tetapi juga memperkokoh posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan pengolahan material canggih di ASEAN.