BI Gandeng PKK, Dorong Transaksi Digital Aman Lewat Peran Ibu Rumah Tangga

Suasana kegiatan  Bank Indonesia (BI) dalam gelaran Digital Kito Galo 2025/ist
Suasana kegiatan Bank Indonesia (BI) dalam gelaran Digital Kito Galo 2025/ist

Digitalisasi keuangan tak sekadar soal teknologi, tapi juga soal literasi. Hal inilah yang ditekankan Bank Indonesia (BI) dalam gelaran Digital Kito Galo 2025, bagian dari rangkaian Road to Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) yang dimulai sejak 23 Mei hingga 25 Mei 2025 di Palembang.


Mengangkat tema “Transaksi Digital Aman, Dorong Percepatan Inklusi Keuangan,” BI menekankan bahwa keamanan dalam bertransaksi adalah fondasi utama bagi tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan digital.

“Melalui kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat makin paham pentingnya keamanan bertransaksi. Tanpa itu, sulit mendorong adopsi layanan keuangan digital secara luas,” ujar Kepala Perwakilan BI Sumsel, Ricky P. Gozali, Jumat (23/5).

Uniknya, upaya literasi keuangan kali ini menyasar langsung ke akar rumput—ibu rumah tangga. Dalam momen Digital Kito Galo, BI menunjuk Ketua TP PKK Sumsel, Febrita Lustia Herman Deru, sebagai Duta Perlindungan Konsumen Digital. 

Perannya adalah menyampaikan edukasi pengelolaan keuangan yang aman dan sehat, khususnya bagi ibu-ibu agar tidak terjebak utang dan pinjaman online ilegal.

"Jangan sampai karena pengeluaran lebih besar dari pendapatan, akhirnya ibu-ibu gali lubang tutup lubang dan terjebak pinjol," tegas Febrita.

Menurutnya, ibu-ibu di daerah justru sangat adaptif terhadap perubahan, termasuk beralih ke transaksi non-tunai. “Mereka melek teknologi dan makin pintar mengelola keuangan keluarga. Tinggal bagaimana kita dampingi dengan edukasi yang tepat,” tambahnya.

Digital Kito Galo tahun ini juga menghadirkan berbagai inovasi, mulai dari QRIS Sriwijaya Badminton Cup (QRIS SBC) hingga program unik Promo QRIS Jajan Rp1 di Palembang Indah Mall, sebagai upaya membiasakan masyarakat menggunakan QRIS dalam aktivitas sehari-hari.

Data BI menunjukkan, pertumbuhan transaksi QRIS di Sumsel pada 2025 (hingga Maret) mengalami lonjakan signifikan: 43,44 juta transaksi (naik 382,87% YoY) dengan nominal mencapai Rp2,03 triliun (naik 280,09% YoY). Jumlah merchant pengguna QRIS pun meningkat menjadi 979 ribu, sementara pengguna mencapai 1,39 juta orang.

Dengan tren ini, BI optimistis inklusi keuangan digital bisa lebih cepat tercapai. Namun, mereka menegaskan bahwa perluasan digitalisasi harus dibarengi dengan kesadaran keamanan dan perlindungan konsumen.

“Literasi adalah kunci. Kita tidak bicara sekadar teknologi, tapi tentang membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan digital yang transparan, aman, dan inklusif,” tutup Ricky.