Aktivitas bongkar muat batu bara di pelabuhan PT Dizamatra Powerindo kembali mendapat sorotan.
- Sidak Jalan Hauling Dizamantra Powerindo, DPRD Muara Enim Minta Perhatikan Aspek Lingkungan
- Djan Faridz, Bos Priamanaya Group Terseret Kasus Harun Masiku, Perusahaannya di Sumsel Kerap Dilaporkan Melanggar Lingkungan
- Tiga Hari Pencarian, Tim SAR Gabungan Temukan Jasad Agus yang Hilang di Perairan Patra Tani
Baca Juga
Pasalnya, debu yang timbul dari aktivitas tersebut menyerang hingga pemukiman warga Dusun 2 Sungai Rengas, Desa Patra Tani, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim. Pelabuhan yang berlokasi di tepian Sungai Musi tersebut tak hanya mengotori pemukiman. Tapi juga, mengotori air Sungai Musi yang menjadi sumber mata air mereka yang digunakan untuk mengairi sawah maupun kebun.
Akibatnya, sejumlah tanaman padi milik warga mengalami kerusakan. "Warga juga banyak yang terserang penyakit akibat debu yang masuk hingga ke dalam rumah," kata salah seorang warga. Masih kata sumber tersebut, akibat serangan debu itu, warga diberikan kompensasi sebesar Rp 400 ribu per rumah oleh perusahaan. Hanya saja, warga menilai uang tersebut tidak sebanding dengan kerugian yang mereka alami.
"Kami ingin solusi yang nyata, bukan hanya uang," tegasnya.
Mereka mendesak agar pemerintah Kabupaten Muara Enim dan Pemprov Sumsel turun tangan dengan mengirimkan tim untuk datang ke lokasi. "Kami minta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk turun tangan mengatasi persoalan ini," ucapnya.
Kejadian yang dialami warga turut mendapat sorotan dari sejumlah aktivis. Sekretaris LSM Gerakan Rakyat Peduli Keadilan (GRPK) RI Kabupaten Muara Enim, Nasihin mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mendapat laporan dari warga terkait aktivitas pelabuhan perusahaan yang menimbulkan debu hingga masuk ke pemukiman.
"Kami sudah menerima laporan warga dan mendesak perusahaan untuk bertanggung jawab. Tapi belum ada respons yang jelas, begitu juga tindakan tegas dari pemerintah," tegas Nasihin.
Tanggung jawab yang dimaksud Nasihin bukan hanya sekedar memberikan kompensasi sejumlah uang kepada warga. Lebih dari itu, dia meminta perusahaan memperbaiki lingkungan yang telah rusak serta memastikan kejadian serupa tidak terulang.
"Apalagi saat ini kita sudah mulai memasuki musim kemarau. Kondisi panas dapat membuat debu batu bara kembali pekat. Lebih parah lagi, swabakar dari tumpukan batu bara bisa saja terjadi," ucapnya.
Nasihin juga mendesak pemerintah untuk segera menurunkan tim melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan. "Jangan sampai kejadian ini dibiarkan saja," pungkasnya.
- Mr X Ditemukan Mengapung Tanpa Busana di Sungai Musi, Identitas Belum Terungkap
- Basarnas Temukan Korban Tenggelam di Lais, Tim SAR Terus Sisir Sungai Musi
- Polisi Selidiki Kecelakaan Kerja yang Menewaskan Dua Awak Kapal Tugboat Marina 2210