70 Penari Lintas Usia Tampil Memukau di Peringatan Hari Tari Sedunia

Suasana atrium Palembang Square Mall berubah menjadi panggung budaya yang memukau/ist
Suasana atrium Palembang Square Mall berubah menjadi panggung budaya yang memukau/ist

Suasana atrium Palembang Square Mall berubah menjadi panggung budaya yang memukau pada Rabu (30/4/2025) siang. Sekitar 70 penari dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, tampil memukau mempersembahkan Tari Tanggai dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap 29 April.


Kegiatan ini digagas oleh Kirana Entertainment bekerja sama dengan Dewan Kesenian Sumatera Selatan dan didukung oleh Palembang Square. Dalam penampilan istimewa tersebut, para penari membawakan Tari Tanggai dalam tiga versi, yaitu versi Elly Rudy, Lina Muchtar, dan Anna Kumari. Acara dilanjutkan dengan penampilan Tari Gending Sriwijaya.

Sejumlah tokoh seni dan budayawan turut hadir, di antaranya Lina Muchtar, Indah Kumari, Isna Yanti, budayawan Vebri Alintani, serta perwakilan dari berbagai sanggar tari seperti Ewa dari Blok E, Herry dari Sanggar Musi, dan Kiki Kirana dari Sanggar Kreativitas Anak Bangsa.

Kiki Kirana selaku penggagas acara menyebut kegiatan ini akan dijadikan agenda tahunan karena antusiasme masyarakat yang sangat tinggi.

“Banyak peminat Tari Tanggai, dari kalangan muda hingga dewasa. Bahkan ada yang datang dari luar kota dan menunggu sejak pagi. Ini bentuk pelestarian budaya yang menyatukan lintas generasi,” ujarnya, Kamis (1/5/2025).

Sementara itu, tokoh tari Palembang Indah Kumari—yang akrab disapa Indah Anna Kumari—mengaku bangga melihat keterlibatan generasi muda dalam menari. “Melihat anak-anak menari dengan semangat membuat saya optimis Tari Tanggai tidak akan punah, justru akan terus berkembang sesuai zamannya,” katanya.

Budayawan Sumatera Selatan Vebri Alintani turut mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah penting dalam memperkuat identitas budaya lokal.

“Tari Tanggai bukan hanya soal gerakan anggun, tetapi juga mengandung nilai sejarah, etika, dan keindahan budaya Melayu Palembang yang luhur,” ujarnya.

Penampilan para penari dari berbagai kalangan usia dan sanggar menjadi bukti bahwa semangat untuk melestarikan budaya masih hidup. Kolaborasi antara seniman, komunitas, dan pusat perbelanjaan menjadikan Tari Tanggai bukan sekadar tontonan, tapi bagian dari kehidupan masyarakat urban masa kini.

"Menari bukan sekadar gerakan, tapi napas budaya yang menghidupkan identitas kita. Tahun depan, peringatan Hari Tari Sedunia akan kami buat lebih meriah lagi," pungkas Kiki Kirana penuh harap.