Belanda dan Australia Tuntut Rusia atas Jatuhnya Pesawat Malaysia MH17

 Puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17/Net
Puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17/Net

Berselang lebih dari tujuh tahun setelah kecelakaan mematikan Malaysia Airlines MH17, Australia dan Belanda akhirnya memulai proses hukum terhadap Rusia.


Sejak Mei 2018, Australia dan Belanda telah menyatakan bahwa Rusia bertanggung jawab atas penyebab kecelakaan jatuhnya MH17 sesuai hukum internasional.

Pemerintah Belanda telah meminta pertanggungjawaban Rusia atas insiden tersebut sejak penyelidikan internasional menemukan bahwa Rusia bertanggung jawab atas penyebaran instalasi rudal yang digunakan pada tahun 2014.

Namun penuntutan terhadap Rusia dilakukan lantaran Moskow mengakhiri negosiasi secara sepihak dengan Australia dan Belanda.

Selain itu, pemerintah juga akan menuntut empat tersangka dalam kecelakaan tersebut.

"Kabinet akan terus melakukan segala cara untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas jatuhnya penerbangan MH17 dan pemeliharaan ketertiban hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra pada Senin (14/3), seperti dikutip Bloomberg.

“Kematian 298 warga sipil, termasuk 196 orang Belanda, tidak dapat dan tidak boleh dibiarkan tanpa konsekuensi," tambahnya.

Pemerintah Belanda menegaskan, langkah untuk menempuh jalur hukum terhadap Rusia ini tidak ada kaitannya dengan perkembangan situasi di Ukraina.

Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH17 dinyatakan jatuh tertembak rudal Rusia ketika melakukan penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada 17 Juli 2014. Boeing 777-200ER ini jatuh di Ukraina timur, dekat perbatasan Rusia, dengan 283 penumpang dan 15 awak kabin dari berbagai negara meninggal dunia.