Bekas Pemimpin Muara Enim Diprediksi Sulit Bertarung di Pilkada, Pengamat: Butuh Sosok Baru yang Punya Integritas

Sejumlah mantan pemimpin Muara Enim yang menjabat satu periode terakhir. (ist/rmolsumsel.id)
Sejumlah mantan pemimpin Muara Enim yang menjabat satu periode terakhir. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah tokoh di Kabupaten Muara Enim ramai-ramai maju Pilkada. Tak terkecuali bekas Plt maupun Pj Bupati yang pernah memimpin Muara Enim. 


Mereka melihat wilayah Muara Enim yang 'tak bertuan' lantaran tidak memiliki sosok incumbent atau petahana. Sehingga, peluang dari tokoh tersebut untuk memenangkan Pilkada cukup besar. Hanya saja, peluang bagi bekas Plt maupun Pj Bupati Muara Enim tersebut terbilang sulit.

Sebab, sebagian besar mereka ini bukanlah putra daerah. Isu politik yang selama ini terus muncul setiap mendekati perhelatan Pilkada Serentak. Keinginan mereka maju itu juga didasari oleh peran mereka sebagai Pj/Plt Bupati Muara Enim selama ini. 

"Karena isu putra daerah ini punya pengaruh besar bagi masyarakat Muara Enim dalam memilih. Maka belakangan, Ahmad Rizali dan HNU (Haji Nasrun Umar) yang bukan putra daerah berupaya menggandeng tokoh daerah setempat untuk berpasangan," kata Pengamat Politik, Bagindo Togar. 

Strategi calon dengan menggunakan kendaraan politik melalui partai pemenang pemilu pun tak bisa memuluskan langkahnya di Pilkada. Sebab, masyarakat Muara Enim dikenal sulit untuk dirayu jika tidak ada unsur kedekatan kedaerahan. 

Ia mencontohkan, sosok HNU yang merasa seperti Mawardi, yang menganggap memegang Gerindra maka dapat memenangkannya. Padahal kondisinya berbeda dan tidak semudah itu.

"HNU menganggap Partai Gerindra sebagai pemenang Pemilu, sehingga bisa meniru gaya politik Mawardi, padahal tidak semudah itu karena muncul isu putra daerah atau bukan kan," ucapnya. 

Peluang bekas Pj/Plt Bupati Muara Enim ini sangat bergantung kepada inovasi ataupun kiprahnya selama menjabat. "Program apa yang sudah mereka lakukan,membekas atau tidak, itu juga bisa jadi pertimbangan. Kemudian, bagaimana komunikasi mereka dengan berbagai tokoh masyarakat di daerah itu," terangnya.

Masyarakat Muara Enim, menurut Bagindo, sudah cukup jengah dengan ketidakpastian kepemimpinan yang terjadi satu periode terakhir. Sehingga, mereka menginginkan sosok baru yang punya integritas. 

Namun, kata Bagindo, semua kandidat memiliki kesempatan sama. Tetapi pada akhirnya, dengan terlalu banyak pemain yang muncul saat ini, maka tidak mudah baik secara politik, kelompok sosial maupun dari segi kebutuhan finansial yang akan digelontorkan.

"Kita prediksi kalau tidak terbendung bisa empat pasang nanti, dari jalur parpol," tandasnya.