BBM Naik, Sopir Angkot: Penumpang Sepi, Kami Harap Ngak Jadi Naik

Salah satu sopir yang tidak setuju dengan kenaikan BBM. (Ist)
Salah satu sopir yang tidak setuju dengan kenaikan BBM. (Ist)

Sejumlah sopir angkot di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, mengaku keberatan dengan rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite. 


Sejumlah sopir angkot di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, mengaku keberatan dengan rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite. 

Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikan BBM jenis Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000.

Salah satu sopir angkot jurusan Pasar Inpres Lubuklinggau-Tugumulyo, bernama Ayu menegaskan keberatan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM tersebut. 

Menurutnya, Pertalite susah didapat dan ditambah lagi dengan rencana akan dinaikan. 

"Kadang kami lah antri panjang sampe depan pengisian Pertalite lah abes," ungkap Ayub, Minggu (28/8/2022).

Meski ada rencana kenaikan BBM jenis pertalite, ia mengaku saat ini belum ada kenaikan ongkos angkot. 

"Penumpang sekarang lah sepi. Kami beharap dak jadi naek hargo Pertalite. Dan beharap kalo pacak kami ni dimudahke dapet minyak," ujarnya.

Dia juga menambahkan, kalau seharian harus antri panjang beli BBM di SPBU, maka otomatis sopir sama saja tidak narik alias aktivitas. 

"Kebanyakan sopir angkot itu buang hasil narik. Itu cukup untuk sehari. Kalo dak katek duet hasil narek, terpaksa kami ngutang untuk kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Kaya Ayub, BBM jenis Pertalite saja belum baik para sopri angkot sudah susah. Apalagi Pertalite sampai naik, para sopir mengaku akan tambah susah. 

"Kami berharap tarif angkot naik. Sekarang Rp 5.000, mungkin kalau naik jadi Rp 8.000 akan stabil dengan harga minyak. Tapi resikonya mungkin penumpang tambah sepi," terangnya. 

Hal yang sama juga dikatakan Ahmadi, sopir angkot trayek Pasar Lubuklinggau- Megang Sakti. 

"Jangankan nak Pertalite naek, trayek kami bae ado persaingan dengan bus. Dari ongkos bus lebih murah. Angkot Rp 30.000 sedangkan bus Rp 10.000," ujarnya.

Sehingga dengan kondisi yang ada sekarang menurutnya agak terganggu. 

"Jadi agak tergangu dengan kondisi yang ada sekarang. Karena penumpang sepi," pungkasnya.