Balar Sumsel Gelar Pameran Arkeologi "Dinamika Selaras Sungai"

Wawako Lubuklinggau Sulaiman Kohar menyimak penjelasan mengenai foto dan data yang ditampilan pada pameran arkeologi, Kamis (14/10). (Dinas Kominfo Lubuklinggau/rmolsumsel.id)
Wawako Lubuklinggau Sulaiman Kohar menyimak penjelasan mengenai foto dan data yang ditampilan pada pameran arkeologi, Kamis (14/10). (Dinas Kominfo Lubuklinggau/rmolsumsel.id)

Kehidupan sebagian besar masyarakat di Sumatera Selatan tidak bisa lepas dari sungai. Balai Arkeologi Sumatera Selatan pun merangkum itu melalui sebuah pameran bertema “Dinamika Selaras Sungai.”


Pameran digelar di Auditorium Kota Lubuklinggau pada 14-18 Oktober 2021. Di pameran ini, Balar menampilkan foto maupun benda dari peradaban masa lalu yang menyangkut kehidupan di sepanjang sungai-sungai di Sumsel.

“Terima kasih kepada Balai Arkeologi Provinsi Sumsel yang telah mengadakan kegiatan ini di Kota Lubuklinggau. Tentunya ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan generasi muda yang ada di Kota Lubuklinggau maupun Kabupaten Musi Rawas untuk mengetahui peradaban masa lalu,” ujar Wakil Wali Kota Lubuklinggau, Sulaiman Kohar saat membuka kegiatan Rumah Peradaban Pameran Arkeologi, Kamis (14/10).

Sulaiman mengatakan, berbicara masalah peradaban berarti berbicara masa lalu. Menurutnya, sejarah Kota Lubuklinggau tidak bisa dipisahkan dari Kabupaten Musi Rawas.

“Kota Lubuklinggau dulunya adalah ibu kota Kabupaten Musi Rawas. Termasuk Kabupaten Musi Rawas Utara yang dulunya adalah bagian dari Kabupaten Musi Rawas. Sehingga baik budaya dan sejarah di Lubuklinggau, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara tidak bisa dipisahkan,” katanya.

Sulaiman berharap dengan kegiatan ini, masyarakat dan khususnya generasi muda mengetahui serta mencintai budaya dan sejarah daerah sendiri.

Kepala Balai Arkeologi Provinsi Sumatera Selatan, Budi Wiyana mengatakan, pameran ini terbuka untuk masyarakat umum, terutama pelajar yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai dunia arkeologi dan perannya dalam masyarakat.

“Untuk pelajar, kita undang dari Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, masing-masing delapan sekolah. Kita ajari mereka untuk melindungi dan melestarikan budaya,” tuturnya.