Gumpalan awan yang meninggi dan panjang seperti gelombang tsunami mengagetkan warga Meulaboh, Aceh pada Senin kemarin (10/8).
- Pemotor Bonceng Tujuh Tanpa Helm di Jembatan Ampera Viral di Media Sosial
- Viral di Medsos, Pemalak Kawasan Musi II Tertangkap
- Kena Serangan Jantung, Pebulutangkis Markis Kido Meninggal Dunia
Baca Juga
Namun ternyata pembentukan awan tersebut sebatas fenomena alam biasa.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengurai bahwa secara ilmiah dalam dunia meteorologi, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan Arcus. Hal ini sebagaimana tertulis dalam Cloud Atlas World Meteorological Organization (WMO).
“Fitur awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus & Cumulus,” tulis BMKG dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (11/8).
Dijelaskan bahwa awan Arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang. Awan ini memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang.
Fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat, serta lembab.
“Sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang,” sambung keterangan itu.
Kondisi tersebut dapat terjadi, salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan. Fenomena awan Arcus ini dapat menimbulkan angin kencang & hujan lebat yang dapat disertai kilat di sekitar pertumbuhan awan.
“Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis,” tutup BMKG.
- Apel Nasional Hari Santri di PWNU Jatim, Perkuat Nilai-nilai Ajaran Islam
- Bom Meledak Dekat Rumah Jurnalis Papua
- Aktivis Lingkungan Ragukan Kinerja Dinas LHP Sumsel, Perusahaan Pelanggar Lingkungan Dapat Proper Biru Kementerian LHK