Polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 di DKI Jakarta, menyisakan kisah pilu untuk Aristawidya Maheswari (15).
- Akses Buku Terbatas, Minat Baca Diklaim Meningkat
- Berikut Daftar 10 Kampus Terbaik di Indonesia
- Tuntut Kejelasan, Dosen dan Pegawai Politeknik Sekayu Mogok Kerja
Baca Juga
Bagaimana tidak, Arista, begitu ia disapa, merupakan siswi berprestasi yang telah meraih 700 penghargaan tingkat daerah maupun nasional. Tetapi alumnus SMPN 92 Jakarta ini tidak dapat diterima di sekolah SMA Negeri meskipun telah menempuh semua jalur PPDB.
Sosiolog senior, Musni Umar, melalui akun Twitter pribadinya mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang dialami Arista.
"Apes! sistem pendidikan kita dibuat rumit. Peraih 700 piala tak diterima di mana-mana," ucapnya, Jumat (10/7).
Rekor Universitas Ibnu Chaldun itu mengungkapkan, education for all sulit terwujud jika sistem pendidikan tidak fleksibel. Musni pun memberikan semangat untuk Arista dan menyarankan agar dirinya tetap melanjutkan pendidikannya meskipun masuk sekolah swasta.
"Saya sarankan masuk ke swasta saja. Kesuksesan tidak ditentukan belajar di sekolah negeri. Tetap bersemangat," tandasnya.
Polemik PPDB bermula karena Dinas Pendidikan DKI Jakarta dinilai diskriminatif, lantaran penerimaan calon siswa lebih mengutamakan usia dibandingkan zonasi dan prestasi.
- Pendaftaran KIP Kuliah 2022 Kembali Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
- Tahun Ajaran Baru, Ratusan Siswa Ikuti MPLS
- Guru di Inggris Bakal Perpanjang Mogok Kerja