2022, Penggunaan BBM di Sumsel Baru 10 Persen.

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas (Migas) mencatat sejak awal 2022 hingga kini penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumsel baru 10 persen dari jumlah kuota nasional.


Demikian diungkapkan Anggota Komite BPH Migas, Abdul Halim pada acara sinergitas BPH Migas dan DPR RI, Kamis (24/2).

10 persen tersebut meliputi dua jenis BBM yakni JBT (Minyak solar) yang baru terealisasi 53.212 kiloliter (kl) dari jumlah kuota nasional yakni 354.076 kl dan JBKP (Premium) 34.724 kl dari 354.076 kl jumlah kuota nasional untuk provinsi. Jumlah tersebut ternyata menurun dari tahun sebelumnya 591.701 kl untuk JBT, namun justru meningkat untuk JBKP yang sebelumnya hanya 239.477 kl.

"Kami optimis selama masa pra Ramadan hingga pasca lebaran Idul Fitri, jumlah BBM baik bensin maupun solar akan tetap terpenuhi di Sumsel," katanya.

Adapun skema yang bakal dilakukan nanti yakni dengan cara saling menukar atau kirim stok BBM dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlebihan kepada SPBU yang kekurangan stok. Sebab dari 17 Kabupaten Kota yang ada di Sumsel, tidak seluruh SPBU akan memiliki jumlah pelanggan yang sama.

Skema tersebut ternyata sudah dilakukan sejak lama dan berjalan dengan lancar. Abdul berharap, kerjasama dengan pihak Pertamina untuk selalu memonitor penggunaan harian ataupun pengawasan selama 2022 terus berjalan dengan baik. "Karena beda-beda tiap SPBU jumlah pelanggannya, tentu bakal ada yang kekurangan dan kelebihan stok. Oleh sebab itu kita akan lakukan skema saling tukar stok, sehingga timbul fleksibilitas stok di Sumsel," pungkasnya.