11 Wilayah di Sumsel Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Jalan longsor di wilayah Sumatera Selatan akibat cuaca ektsrem/ist
Jalan longsor di wilayah Sumatera Selatan akibat cuaca ektsrem/ist

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan selama sepekan kedepan, 11 wilayah di Sumsel berpotensi mengalami cuaca ekstrem. 


Karena itu, BMKG pun meminta wilayah tersebut untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan gelombang tinggi.

Kepala Stasiun BMKG SMB II, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi angin yang membentuk pola belokan angin, serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

Hangannya suhu muka laut di Perairan Sumsel, kemudian aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti, Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan Low Frequensy juga secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumsel.

“Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprediksi potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang selama sepekan kedepan,” katanya dikutip dari keterangan resminya, Minggu kemarin (9/10).

Adapun ke-11 wilayah tersebut yakni, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Lahat, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Kemudian, Kabupaten OKU Selatan, Kabupaten OKU Timur, dan Kota Pagaralam.

Dengan kondisi tersebut, BMKG pun meminta agar pihak terkait untuk melakukan persiapan, diantaranya yakni memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air dalam mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh. Lalu, melakukan sosialisasi, edukasi dan literasi secara masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah (Pemda), masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pencegahan dan pengurangan risiko hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan gelombang tinggi.

“Kami juga meminta agar lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi,” pungkasnya.