Meksipun daerah zona kuning dan zona hijau telah diizinkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk belajar tatap muka secara langsung di sekolah. Namun Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Selatan (Sumsel) tetap meminta izin terlebih dulu kepada orang tua atau wali murid siswa.
- 10 Sekolah di Palembang Ditutup Akibat Covid-19
- Jadi Gubernur Sehari, Pemenang Lomba Esai RMOL Sumsel Ikut Melantik Pj Wali Kota Palembang!!!
- Diumumkan Besok, Berikut Cara Cek Pengumuman SNMPTN Beserta Link Mirrornya
Baca Juga
Dikatakan Plt Kadisdik Sumsel, Riza Fahlevi, untuk SMA dan SMK meskipun ada kebijakan diperkenankan untuk membuka sekolah, namun semuanya tergantung dari pihak sekolah yang mengetahui langsung kondisi sekolahnya dan yang paling utama adalah izin dari orang tua murid.
"Kalau pun orang tau mengizinkan untuk tatap muka, nantinya pihak sekolah juga meminta izin ke gugus tugas daerah. Nanti gugus tugas daerah akan melakukan verifikasi dan vasilidasi, terkait bagaimana protokol kesehatan. Jika hasilnya bisa direkomendasi oleh gugus tugas kita buka sekolah. Apabila masih ada orang tua tidak mau anaknya masuk, siswa tersebut tidak dialfakan tapi tetap belajar secara dalam jaringan (daring)," ujar Riza, Senin (24/8).
Khusus untuk SMA dan SMK di Palembang belum ada zona hijau, keadaan masih fluktuatif, sebagai besar sekolah masih tetap daring dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kalau seandainya mereka (sekolah dan orang tua, red) ingin membuka, namun dalam hal ini pemerintah provinsi (Pemprov) Sumsel tidak menyuruh langsung untuk belajar tatap muka, lagi-lagi semua tergantung kesepakatan bersama.
"Di Sumsel kalau dikatakan siap hanya kota Pagaralam karena masuk zona hijau, yang terpenting dari zona itu yakni kedisiplinan secara ketat dan tegas, tapi perlu juga kerjasama dengan masyarakat dan orang tua dalam implementasikan belajar tatap muka serta protokol kesehatan tetap dilakukan," terang Dia.
Diungkapkan Riza, pihaknya telah membuat surat ke koordinator tim para ahli gugus tugas.
"Minimal ada rekomendasi dari sana juga, karena berdasarkan zona yang namanya warna itu tidak menjamin, contohnya hari ini buka untuk zona hijau, terus ada yang terpapar Covid-19 terpaksa sekolah tersebut besoknya harus tutup lagi," tegasnya.
Lanjutnya, sampai saat ini di daerah Sumsel hampir sekolah masih menggunakan daring secara PJJ. Pasalnya, setelah penerapan tatap muka, sekolah tidak ingin adanya orang tua yang menyalahkan pihak sekolah, apabila ada murid yang terpapar Covid-19.
"Saat ini yang perlu jaminannya yakni kedatangan siswa dan kepulangan siswa, karena saat ini siswa pulang sekolah pukul 11.00 WIB tapi karena mereka (siswa,red) kongkow (nongkrong) dulu tidak pulang ke rumah dan pelukan sama teman-teman karena temu kangen, akhirnya pulang ke rumah pukul 17.00 WIB sore, ini lah perlu kerjasama orang tua, masyarakat dan sekolah. Karena satu guru tidak bisa mengawasi 200 siswa," tutupnya.
- DPRD Sumsel Nilai Penjurusan SMA Bisa Petakan Potensi Akademik Siswa
- Prof. Yuwono Sebut Sekolah Tatap Muka Bisa Dimulai Tahun Ajaran Baru 2021/2022
- Pemprov Sumsel Apresiasi Lomba Esai Andai Aku Menjadi Gubernur: RMOLSumsel Membangun Daerah Melalui Kreativitas Pelajar