Berharap ada pergantian dewan komisaris? Belum ada rencana pergantian direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam waktu dekat. Juga komisari, termasuk Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok).
- Utang Pakistan Tembus Rp3.505 Triliun
- Inflasi Sumsel Terkendali, TPID Perkuat Strategi 4K
- Palembang Jadi Kota Ke-11 dalam Rangkaian Road to MILO ACTIV Indonesia 2024, Ribuan Pelari Ikut Berpartisipasi
Baca Juga
Desakan untuk mencopot Ahok dari jabatannya itu dipicu PT Pertamina mengalami kerugian hingga Rp 11,13 triliun pada semester I-2020.
Menanggapi desakan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa perombakan tidak dilakukan karena kondisi keuangan Pertamina dinilai masih lebih baik daripada perusahaan lainnya di tengah pandemik Covid-19.
"Pertamina kan ruginya kelihatan, kalau kita perbandingkan dengan Exxon dengan Emik, jauh lah. Justru, perusahan yang lain itu jauh lebih rugi dari Pertamina," ujar Erick Thohir kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Erick Thohir menegaskan, bahwa dirinya belum berniat melakukan perombakan ataupun pergantian manajemen BUMN di sektor energi tersebut.
"Saya prinsipnya angkat direksi jangan diganti-ganti. Kan, saya di awal sudah bilang selama KPI-nya (Key Performance Indicators) tercapai, terus dibilang Pak Erick pilih kasih main pecat-pecat saja, nggak lho," katanya.
Erick menyatakan, pergantian direksi maupun komisaris di BUMN hanya dilakukan jika KPI dari sejumlah perusahaan plat merah tersebut berada di bawah standar yang ditetapkan.
Hal ini, kata dia, KPI Pertamina cukup baik. Lebih lanjut Erick menyebut, Pertamina pun terus melakukan efisiensi di berbagai sektor. Meskipun, apa yang dilakukan oleh perseroan saat ini belum bisa dikatakan sempurna.
"Pertamina juga masih on progres dalam pembangunan baik kilang minyak dan macam macam. Karena kondisi Covid-19 ini juga baru, semua terdampak," pungkasnya.
Sebelumnya, manajemen Pertamina mencatat kinerja keuangan mereka sepanjang semester I 2020 mengalami kerugian sebesar Rp11,13 triliun.
"Pandemi Covid-19 dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi sangat tajam membuat kinerja keuangan kami sangat terdampak," kata VP Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman.[ida]
- 750 Bal Pakaian Bekas Senilai Rp8,5 Miliar Dimusnahkan
- PLN Gelar Program Gelegar Maksi Bulan Juli dengan Hadiah Peralatan Elektronik
- Uang Beredar Tembus Rp8,739 Triliun pada Periode Pemilu 2024