Uang beredar pada Februari 2024 atau saat momentum Pemilu tercatat tembus hingga Rp8.739,6 triliun.
- Pengamat: Jokowi Pegang Kartu Truf Para Ketum Meski Tak Punya Partai
- Besok, Anies Hadiri Sidang Gugatan Hasil Pemilu di MK
- Meski Perang, Rusia Tetap Gelar Pemilu
Baca Juga
Bank Indonesia dalam laporannya mencatat adanya kenaikan sebesar 5,3 persen pada momentum tersebut, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,2 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,3 persen (yoy)," kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, yang dikutip Sabtu (23/3).
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan peningkatan peredaran uang Februari, kata Erwin, juga ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit.
Penyaluran kredit pada periode itu sendiri juga tercatat naik sebesar 11,28 persen.
Pertumbuhan kredit tersebut terjadi berkat sektor pertanian, pertambangan, konstruksi, perdagangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha, yang diharap dapat meningkatkan ekonomi Indonesia.
"Kredit perbankan terus meningkat, sehingga mendukung upaya dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024.
- Pengamat: Jokowi Pegang Kartu Truf Para Ketum Meski Tak Punya Partai
- Rupiah Tembus di Atas Rp16 Ribu per Dolar AS, Intervensi BI Dibutuhkan
- Besok, Anies Hadiri Sidang Gugatan Hasil Pemilu di MK