750 Bal Pakaian Bekas Senilai Rp8,5 Miliar Dimusnahkan

Pakaian bekas yang dimusnahkan Mendag. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Pakaian bekas yang dimusnahkan Mendag. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Kementrian Perdagangan (Kemendag) melakukan pemusnahan 750 bal pakaian bekas yang diduga berasal dari impor. Pemusnahan pakaian bekas senilai Rp8,5 miliar ini dilakukan di Kawasan Pergudangan Gracia di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (12/8).


"Ini merupakan tindak  lanjut  pengawasan  terhadap  perdagangan  dan  impor  pakaian  bekas  yang  kami lakukan   secara   berkelanjutan.   Ini   juga   sebagai   bentuk   respons   kami   atas   semakin   maraknya perdagangan pakaian bekas yang diduga asal impor melalui transaksi daring maupun luring,” kata Mendag, Zulkifli Hasan dikutip dari keterangan resminya.

Mendag  Zulkifli  Hasan menekankan,  pemusnahan  ini  merupakan  salah  satu  bentuk  komitmen Kementerian   Perdagangan   dalam   prosespengawasan   dan   penegakan   hukum   terkait   dengan pelanggaran di bidang perdagangan dan perlindungan konsumen.

Pakaian   bekas   merupakan   barang   yang   dilarang   impornya   berdasarkan   Peraturan   Menteri Perdagangan   Nomor   18   Tahun   2021   sebagaimana   telah   diubah   dengan Peraturan   Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Berdasarkan  hasil  pengujian  yang  dilakukan  di  Balai  Pengujian  Mutu  Barang, sampel  pakaian  bekas yang telah diamankan tersebut terbukti mengandung “jamur kapang”. Cemaran jamur kapang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, seperti gatal-gatal dan reaksi alergi pada kulit, efek beracun iritasi, dan infeksi karena pakaian tersebut melekat langsung pada tubuh. Tentunya hal ini  dapat  merugikan  masyarakat  sekaligus  melanggar  ketentuan  Pasal  8  Ayat  (2)  Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Untuk  menekan  jumlah  pakaian  bekas  impor  yang  masuk  ke  Indonesia,  Mendag  Zulkifli  Hasan mengimbau      konsumen   agar      lebih   mengutamakan   produk   dalam   negeri.   "Kami   mengimbau masyarakat  Indonesia  lebih bangga  menggunakan  produk  dalam  negeri  demi  menjaga  harkat  dan martabat  bangsa.  Dengan  menghindari  pemakaian  pakaian  bekas  asal  impor,  konsumen  dapat terhindar  dari  dampak  buruk  pakaian  bekas  dalam  jangka  panjang  dan  dapat  melindungi  industri dalam negeri,” tutupnya.    

Sementara   itu,   Direktur   Jenderal   Perlindungan   Konsumen   dan   Tertib   Niaga   Veri   Anggrijono mengungkapkan,  dari  hasil  pengembangan  sementara,  ditengarai  pakaian  bekas  tersebut  masuk melalui pelabuhan ‘tikus’ yang banyak tersebar di wilayah Indonesia dan diedarkan di Pulau Jawa. “Saat ini kami masih melakukan pengumpulan bahan keterangan lebih lanjut terkait proses dan jalur pemasukan pakaian bekas tersebut ke Indonesia,” pungkasnya.