Waskita Lakukan Tata Kelola Perusahaan, Pastikan Lebih Selektif Memilih Proyek

PT Waskita Karya (Persero) Tbk/Net
PT Waskita Karya (Persero) Tbk/Net

Perbaikan-perbaikan secara komprehensif dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. melalui tiga pilar, yaitu portfolio & innovation, lean, dan digitalisasi.


Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho berujar bahwa perseroan kini lebih selektif memilih proyek, terutama dalam hal kepastian pembayaran harus ada uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi agar proyek bisa berjalan lancar dan tepat waktu.

“Perseroan melakukan sentralisasi procurement, engineering dan penerapan lean construction serta efisiensi beban biaya operasional dan reorganisasi sebagai konsep lean office," kata Hanugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/2).

 Sementara penerapan digitalisasi meliputi implementasi System Analysis and Product in Data Processing (SAP), Enterprise Resource Planning (ERP), dan Building Information Modeling (BIM).

 Penerapan digitalisasi SAP dan ERP bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime. Penerapan BIM juga dilakukan di setiap proyek dan mampu bekerja dengan sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat.

 Tata kelola perusahaan yang baik juga ditempuh perseroan dengan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penerapan whistle blowing system (WBS) dalam rangka memperkuat implementasi good corporate governance (GCG) di Waskita Karya hingga anak perusahaan.

“Tentunya penerapan WBS ini dapat meningkatkan transparansi sebagai salah satu aspek tata kelola yang baik di semua lini bisnis Perseroan,” lanjutnya.

 Selain KPK, perseroan juga bekerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk memberikan best practice terkait business judgement rule (BJR). Salah satu penerapan GCG yaitu dengan mengimplementasikan BJR pada setiap pengambilan keputusan untuk memitigasi dampak legalitas yang timbul.

Intinya BJR membantu meningkatkan kepercayaan diri manajemen dan sebagai pedoman serta petunjuk dalam membuat keputusan yang menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian," tutupnya.